Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Balada Kebanjiran dan BAP di Kantor Imigrasi

17 Januari 2020   17:46 Diperbarui: 18 Januari 2020   11:33 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang pelayanan imigrasi Jakarta Timur, nyaman. Foto | dokpri

Awalnya sih rada ngeri. Apa lagi mendengar sebutan BAP alias Berita Acara Pemeriksaan. Sebutan itu biasanya erat dengan tindak kejahatan sebagaimana banyak diwartakan di media massa.

Di situ, si pelaku kriminal diperiksa polisi. Pemberkasan pemeriksaan tersebut, di kalangan publik, dikenal dengan sebutan BAP.

Nyatanya, pembuatan BAP juga berlaku bagi pembuatan paspor rusak yang disebabkan berbagai hal. Misalnya tanpa sengaja paspor terendam banjir. Atau paspor rusak lantaran pemiliknya tanpa sengaja jatuh ke sungai bersama tas kala menyeberangi sungai. Pokoknya, rusak tanpa sengaja.

Nah, karena paspor itu termasuk bagian dari dokumen negara, pihak imigrasi baru akan menerbitkan kembali setelah melalui prosedur yang sudah ditetapkan. Salah satu prosedurnya adalah BAP.

Jangan merasa takut. Petugas imigrasi akan melayani dengan ramah. Jangan maknai pembuatan BAP sebagai hal yang menakutkan.

Jauhi stereotipe negatif bahwa ketika selama proses pembuatan berita acara pemeriksaan dimintai keterangan yang menakutkan. Petugas imigrasi nyatanya humoris, kok! Jauh dari kesan menakutkan.

Informasi penting tentang pelayanan ditampilkan lewat layar kaca. Foto | dokpri
Informasi penting tentang pelayanan ditampilkan lewat layar kaca. Foto | dokpri
Kalaupun ada yang terlihat pendiam, jangan dimaknai petugas imigrasi itu galak. Toh, segalak-galaknya petugas Anda tak bakal ditelan.

Petugas imigrasi adalah pelayan masyarakat, ia tahu hak dan kewajiban warga yang tengah membutuhkan kelengkapan dokumen kala hendak bepergian ke luar negeri.

Jadi, sekali lagi, tak perlu takut ketika dibuatkan BAP. Pemerikasaan yang dilakukan petugas sesuai prosedur. Lengkapi dokumen pendukung dan jangan lupa jelaskan seterang-terangnya mengapa paspor Anda rusak sehingga perlu diganti dengan yang baru.

**
Pihak imigrasi memprioritaskan pelayanan paspor rusak sebagai dampak banjir yang melanda Jakarta pada awal Januari 2020. Tepatnya, 1 Januari 2020.

Penulis punya pengalaman dalam mengurus paspor rusak itu. Sedikit repot sih, tapi pihak imigrasi memberi layanan cepat sejauh dukungan dokumennya lengkap.

Misalnya, adanya kelengkapan surat pernyataan banjir dari kelurahaan yang ditandatangani pihak lurah bersangkutan. Bawa pula dukungan dokumen lain untuk ditunjukan kepada pejabat lurah bahwa memang paspor atau dokumen lainnya memang rusak lantaran akibat rumah kebanjiran.

Jangan lupa, ketika mengurus surat di kelurahaan membawa foto copy kartu keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Sedangkan ketika mengurusnya ke imigrasi, selain surat pernyataan banjir dari kelurahan juga dibawa foto copy KTP, KK dan Buku Nikah. Bawa materi Rp6000 dan dukungan dokumen aslinya.

Layanan di kantor Dukcapil Jakarta Timur. Antre dengan sabar. Foto | Dokpri
Layanan di kantor Dukcapil Jakarta Timur. Antre dengan sabar. Foto | Dokpri
Nah, untuk foto copy ke kantor imigrasi harus diupayakan tidak digunting. Maksudnya utuh pada lembar kertas A4, dengan foto copynya bagian tengah. 

Sekali lagi, untuk KTP, Buku Nikah dan Foto Copy paspor rusak harus utuh di atas lembaran kertas A4. Ini maksudnya agar pihak imigrasi mudah dalam pengarsipan, tak tercecer seperti foto copy KTP.

Jika seluruh dokumen itu sudah siap, di kantor imigrasi Anda akan dilayani untuk mengisi formulir. Di sini ada petugas yang dapat membantu jika Anda merasa kesulitan ketika mengisi pertanyaan.

Selesai formulir ditandatangani di atas materai, Anda tinggal antri seperti juga warga yang hendak membut paspor dengan sistem online.

Pelayanan paspor rusak di Jakarta dilayani di kantor imigrasi terdekat. Seperti penulis yang tinggal di kawasan Ceger, ya untuk pengurusannya ke kantor imigrasi Jakarta Timur.

Penulis sendiri mendatangi kantor imigrasi sampai lebih dari empat kali. Itu terjadi lantaran ketidakpahaman penulis tentang prosedur mengurus paspor rusak akibat banjir besar di Jakarta.

Harapan kita, layanan dan moto bisa paralel. Foto | Dokpri
Harapan kita, layanan dan moto bisa paralel. Foto | Dokpri
**
Nah, tentang proses pembuatan BAP yang awalnya dirasakan merepotkan karena takut ditanyai beragam pertanyaan seperti di kantor polisi, ternyata tidak seperti yang dibayangkan. Petugas imigrasi mengajukan pertanyaan terkait dengan kepentingan penulis membuat paspor.

Seperti sudah berapa kali berganti paspor. Dari wilayah imigrasi mana saja, apakah dari imigrasi Jakarta Pusat, Barat atau Timur. Ketika punya paspor, bertandang ke negara mana saja? Lantas, terakhir pergi keluar negeri pada tahun berapa dan ke negara mana?

Nggak susah, kan?

Awalnya, bayangan penulis pertanyaannya seperti ketika ujian sekolah, yaitu - yang menakutkan ketika disodori lembar soal matematika -- ternyata pertanyaan yang diajukan dengan ramah.

Menariknya, ketika diajukan pertanyaan seputar banjir di rumah. Mengapa paspor sampai bisa terendam dan rusak.

Ya, dijelaskan sebagaimana adanya. Dan petugas imigrasi pun jadi ikut mesem-mesm, tersenyum, ketika mendapat penjelasan bahwa ketika banjir datang anggota keluarga demikian repot dan panik menyelamatkan dokumen.

Sayangnya, pengurusan paspor isteri yang juga rusak akibat banjir masih terkendala. Yaitu, harus menyamakan ejaan nama antara yang tertulis di KK dan paspor yang rusak.

Pada KK, nama berakhiran huruf "y". Sedangkan di paspor tertulis "i". Perbedaan huruf pada nama tersebut harus diselesaikan di kantor Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Sudin Dukcapil) Jakarta Timur.

"Butuh waktu, bu?"
"Nanti dipanggil melalui telepon," kata petugas lagi.

Penjelasan petugas hingga kini masih dinantikan. Pasalnya, sudah tiga kali wara-wiri ke kantor Sudin Dukcapil tak juga mendapatkan hasil. Padahal, data pendukung seperti ijazah dan surat kenal lahir sudah disampaikan.

Hmmm, begitulah balada korban banjir.

Salam berbagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun