Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Cinta Rasulullah dan Peristiwa Gerhana Matahari

27 Desember 2019   14:35 Diperbarui: 27 Desember 2019   14:50 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerhana Matahari. Foto | Indozone

Mariyah menginformasikan tentang tanda-tanda itu kepada saudaranya yang tinggal bersama Hassan bin Tsabit. Sirin meyakinkan Mariyah tentang kehamilannya itu. Rasulullah memang mengetahui Mariyah mengalami "gangguan", namun tak diduga bahwa hal itu merupakan gangguan menggembirakan.

Rasulullah sangat gembira menapati berita kehamilan Mariyah. Dampaknya, ya sangat sulit dilukiskan perasaan isteri-isteri Nabi SAW mengingat lagi dari sisi usia masih berpotensi melahirkan seperti Aisyah. Dan, dengan kehamilan itu, perhatian Nabi kepada Mariyah dan demi kesehatannya, calon ibu itu dipindahkan Nabi ke 'Aliyah, satu lokasi teduh di tepi kota Madinah.

Tepat, pada bulan Dzulhijjah tahun 7, lahirlah putera Nabi SAW yang diberi nama Ibrahim, sesuai nama nabi yang diagungkan para penganut agama Samawi. Kegembiraan Nabi SAW dengan puteranya itu ditunjukan menggendong Ibrahim ke rumah Aisyah. Sambil tersenyum bangga, Nabi berkata: Lihatlah, sungguh mirip ia dengan aku.

Apa jawaban Aisyah yang tak dapat menyembunyikan kecemburuannya: Aku tidak melihat ada kemiripannya denganmu.

M. Quraish Shihab pernah menggambarkan sosok Aisyah dalam sirah Nabi Muhammad SAW bahwa Aisyah  ra adalah isteri Nabi SAW yang paling percaya diri bahwa dialah yang paling dicintai Nabi dari isteri-isterinya selain Khadijah. Karena itu dia percaya diri walau setelah Nabi SAW menikah dengan wanita lain.

Kemudian Nabi paham dan mengetahui dorongan bawah sadar Aisyah sehingga berucap demikian, maka segera membawa pulang kesayangannya itu kepada ibunya sambil tersenyum. Sayangnya, kegembiraan Nabi SAW itu tak bertahan lama. Belum mencapai usia dua tahun, sang anak sakit. Mariyah dan saudaranya merawatnya, namun ketetapan Allah tak dapat dihindari. Ibrahim wafat dipangkuan Nabi SAW.

Gerhana Matahari dilihat dari Singawang. Foto | Kompas.com
Gerhana Matahari dilihat dari Singawang. Foto | Kompas.com

Kendati sedih, Rasulullah tidak lengah dari upaya meluruskan kekeliruan sementara orang yang menduga bahwa gerhana yang terjadi pada hari wafatnya Ibrahim adalah karena kesedihan matahari.

Kita tahu, dulu, peristiwa gerhana selalu saja dikaitkan dengan mitos. Ada yang menyebut matahari ditelan ular, ada yang menyebut orang lahir pada saat peristiwa gerhana akan menjadi penguasa besar. Namun ada yang menyebut membawa kesialan lantaran matahari dan bulan bersedih. Bahkan ada anggota masyarakat saat terjadi gerhana matahari memukul benda-benda untuk mengeluarkan bunyi-bunyian sebagai pengusir mahluk gaib. Sementara orang hamil diminta untuk sembunyi di kolong tempat tidur.

Nabi Muhammad SAW mengatakan, sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda (wujud/kuasa Allah). Tidaklah keduanya gerhana karena kematian atau kelahiran seseorang, maka jika kalian menyaksikan gerhana maka bersegeralah berzikir/mengingat Allah (HR. Muslim).

Jadi,peristiwa gerhana matahari (bulan) tak punya kaitan dengan kelahiran atau kematian seseorang. Semua itu karena kuasa Allah. Karenanya, umat Muslim sangat dianjurkan shalat sunah Gerhana Matahari sebagai wujud penghambaan kepada Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun