Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selamat Natal untuk Umat Kristiani

24 Desember 2019   14:32 Diperbarui: 24 Desember 2019   14:55 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ucapan Selamat Natal | facebook.com/Patrick.Hunter.Art

"Ketika Anda mengucapkan 'Selamat Natal', ini sama artinya mengucapkan, 'Selamat Allah sudah melahirkan anak'. 'Selamat Tuhan sudah melahirkan anak pada 25 Desember'," kata UAS dalam suatu kesempatan pada ceramahnya.

Mengucapkan selamat Natal dimaknai mengakui Tuhan punya anak. Padahal dalam Alquran (Surah Al-Ikhlas ayat 3) disebut 'Lam yalid walam yulad' (Dia tidak beranak dan tidak diperanakan). Juga berarti meyakini Tuhan lahir pada 25 Desember. Padahal Nabi Isa Alahisallam lahir pada musim panas, bulan Juli. Mana dalilnya? 'Goncangkan pangkal kurma, akan gugur buah kurma dari atas'. Buah kurma gugur pada bulan Juli."

UAS menyebut, jika seorang Muslim mengucapkan 'Selamat Natal' berarti bagi seorang Muslim telah mengakui Nabi Isa mati dipalang salib. Jadi, semua itu dipandang sebagai bertentangan dengan akidah yang dianutnya.

Berbeda dengan pendapat Profesor Muhammad Quraish Shihab, ahli tafsir dan mantan Menteri Agama ini menyebut mengucapkan selamat hari raya untuk umat beragama lain merupakan hal baik demi kerukunan dan perdamaian. Bukankah ikut bergembira dengan siapa pun atau tidak seagama dengan kita, hal itu baik. Ini menyangkut kemanusiaan. Tidak ada masalah.     

Jadi, pendapat Quraish Shihab, syaratnya boleh mengucapkannya asal akidah anda tidak ternodai. Itu dalam rangka basa-basi saja.

Quraish Shihab menyebut, persoalan ucapan Natal itu hanya di Indonesia. Selama ia di Mesir, diperoleh informasi ulama-ulama Al Azhar berkunjung kepada pimpinan umat Kristiani mengucapkan selamat Natal.

**

Lepas dari pandangan ulama, sejatinya menyampaikan ucapan selamat Natal kepada umat Kristiani sudah berlangsung lama di Tanah Air. Namun, kok terasa dibesar-besarkan. Sementara umat Kristiani tidak pernah mengemis untuk mendapat ucapan selamat Natal.

Begini. Jika dalam satu keluarga berkumpul pada Liburan tahun baru, ada di antara satu atau dua anggota keluarga berbeda agama. Dari sepuluh bersaudara, bisa jadi dua atau tiga orang beragama Kristiani. Nah, tentu saudara lainnya dalam kesempatan itu menyampaikan ucapan selamat Natal.

Di Indonesia, dalam satu keluarga berbeda agama banyak didapati. Bahkan dalam satu marga di Sumatera berbeda agama tidak menjadikan mereka saling memusihi. Hidup tenang dan harmoni.

Begitu juga di kantor pemerintahan. Ada yang malu-malu mau menyampaikan ucapan selamat Natal. Ada pula yang tak mau, dengan aliasan aqidah, tetapi ketika Idul Fitri menerima ucapan hari Raya itu dari umat beragama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun