Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menelisik Ular dalam Perspektif Islam

21 Desember 2019   21:35 Diperbarui: 24 Desember 2019   10:30 1924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk ular, diperkirakan terdiri dari 2.500 jenis. Ular hidup di kawasan panas. Jenis ular sangat variatif, dari yang tidak berbahaya bagi manusia hingga yang memiliki bisa mematikan. Warnanya pun beragam, dari yang polos hingga berwarna indah.

Ukuran ular pun beragam. Mulai ukuran kurang dari 10 cm hingga panjang 17 meter. Persepsi manusia terhadap ular juga bervariasi; sebagian memujanya dan sebagian lainnya membenci. Pengalaman ketika bermukim di Pontianak dan banyak bertugas ke daerah pedalaman Kalimantan Barat, penulis sering menjumpai dalam perajalan ular menyeberang di jalan raya.

Ada rasa gembira ketika berhasil melindas tubuh ular. Ular ukuran satu meter setelah dilindas, melalui kaca spion, terlihat melintir berguling-guling lalu tewas. Namun ketika penulis menjumpai ular besar -- ukuran pralon 3 inci -- seusai menghadiri acara di Hotel Kapuas, Pontianak, malam hari, ada rasa tak percaya. Ularkah ini? tanya dalam hati.

Setelah dilindas, ular tetap bergerak jalan melintasi jalan raya kecil menuju semak parit di samping hotel.

Sejatinya, dengan begitu banyaknya jenis binatang, termasuk ular yang berjalan di atas perutnya, mengajak kita, semua, untuk mengagumi Sang Maha Pencipta. Coba perhatikan, ular bergerak secara unik. Pertama, ular bergerak dengan cara mengelokkan badan -- bisa disebut cara serpentine -- dan kedua menekan tubuh ke tanah dan bergerak maju dengan menggunakan kinerja otot yang dicptakan khusus untuk menunjang gerakannya.

Ketiga, cara caterpiller, yaitu menggerakan kulit dengan bantuan otot yang mengarah maju-mundur. Cara ini lazim digunakan ular berukuran besar. Keempat, menggunakan sisik perut yang lebar untuk memegang bagian tanah yang tidak rata dan maju lurus ke depan.

Kemampuan unik lain adalah cara makan. Dengan fleksibilitas sendi rahang bawahnya ular mampu memangsa berukuran jauh lebih besar daripada ukuran kepalanya. Ular perlu waktu yang relatif lama untuk mencerna mangsanya dengan sempurna. Ular sanca, misalnya, dapat makan sekali dan setahun. Tentang ini, tentu kita masih ingat ada orang disantap ular di kebun sawit yang kemudian ular bersangkutan dibunuh.

Ular memang memiliki keistimewaan. Yaitu, mampu mencari getaran yang disebabkan gerakan makhluk di sekitarnya dengan sangat tepat. Beberapa jenis ular memiliki reseptor gelombang infra merah yang sensitif. Kemampuan itu karena adanya organ yang terletak di antara mata dan lubang hidung. Jadi, dapat melihat radiasi panas dari tubuh mangsanya.

Ular pun memiliki kemampuan untuk mengganti kulit yang tua yang sudah aus, membantu membuang parasit (kutu dan caplak), dan memungkinkan tubuhnya berkembang lebih besar. Ular menelan memangsa tanpa dikunyah. Gigi ular tidak berfungsi untuk mengunyah tetapi sekedar untuk memegang mangsanya.

**

Dr. H. Muchlis M. Hanafi MA ketika memberi kata pengantar terkait isyarat ilmiah Alquran mengungkap hal menarik terkait binatang tersebut. Para mufasir menyatakan bahwa ular masuk dalam kelompok hewan yang boleh dibunuh meski sedang dalam kondisi berihram haji atau umrah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun