Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ustaz Ini Sering Diprotes Warga

27 November 2019   06:27 Diperbarui: 27 November 2019   06:40 2141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, ustaz Dd secara tak sengaja menjelaskan prihal itu semua kala penulis usai belajar membaca Alquran.

Ceritanya, ia merasa dimusuhi warga dari kampung sebelah lantaran ambulance masjid diizinkan mengangkut jenazah orang nonmuslim.

Begini. Kala itu seorang pengurus masjid dimintai bantuan untuk mencarikan ambulance oleh familinya. Lantaran tak punya uang, termasuk juga anggota keluarga yang meninggal, ia meminta tolong kepada sang ustaz.

Tak diduga, respon sang ustaz menggembirakan. Maka, jadilah ambulance itu digunakan. Lalu omongan bernada miring hingga positif pun bermunculan. Pro dan kontra muncul antarwarga. Tapi, biarlah itu berjalan.

Pokoknya, kata sang ustaz, secara kemanusiaan -- siapa pun dia, jika memang butuh pertolongan harus disegerakan. Titik.

**

Lantas, apa alasan Pak Ustaz memberi daging kurban kepada warga nonmuslim?

Ketika itu ia didatangi pengurus masjid kampung sebelah. Protesnya begini. Mengapa kepada nonmuslim daging kurban itu diberikan?

"Saya sih, saat itu, menyampaikan terima kasih ditegur dan diingatkan. Hanya saja, tunjukan kesalahan saya?" ujar sang ustaz.

Yang menegur tak bisa memberikan dalil yang kuat. Tak sepatah pun argumentasi disampaikan.

Dijelaskan bahwa memberi daging kurban kepada nonmuslim tidak dilarang. Lihat lingkungan dan situasinya. Apakah tega, sementara anak-anak di pos ronda makan sate dengan gembira sedangkan anak nonmuslim menangis minta dibelikan sate kepada orang tuanya saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun