Nah, ustaz Dd secara tak sengaja menjelaskan prihal itu semua kala penulis usai belajar membaca Alquran.
Ceritanya, ia merasa dimusuhi warga dari kampung sebelah lantaran ambulance masjid diizinkan mengangkut jenazah orang nonmuslim.
Begini. Kala itu seorang pengurus masjid dimintai bantuan untuk mencarikan ambulance oleh familinya. Lantaran tak punya uang, termasuk juga anggota keluarga yang meninggal, ia meminta tolong kepada sang ustaz.
Tak diduga, respon sang ustaz menggembirakan. Maka, jadilah ambulance itu digunakan. Lalu omongan bernada miring hingga positif pun bermunculan. Pro dan kontra muncul antarwarga. Tapi, biarlah itu berjalan.
Pokoknya, kata sang ustaz, secara kemanusiaan -- siapa pun dia, jika memang butuh pertolongan harus disegerakan. Titik.
**
Lantas, apa alasan Pak Ustaz memberi daging kurban kepada warga nonmuslim?
Ketika itu ia didatangi pengurus masjid kampung sebelah. Protesnya begini. Mengapa kepada nonmuslim daging kurban itu diberikan?
"Saya sih, saat itu, menyampaikan terima kasih ditegur dan diingatkan. Hanya saja, tunjukan kesalahan saya?" ujar sang ustaz.
Yang menegur tak bisa memberikan dalil yang kuat. Tak sepatah pun argumentasi disampaikan.
Dijelaskan bahwa memberi daging kurban kepada nonmuslim tidak dilarang. Lihat lingkungan dan situasinya. Apakah tega, sementara anak-anak di pos ronda makan sate dengan gembira sedangkan anak nonmuslim menangis minta dibelikan sate kepada orang tuanya saat itu.