Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Staf Khusus Jokowi Bukan Katak dalam Tempurung

22 November 2019   22:28 Diperbarui: 23 November 2019   06:16 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sungguh elok jika kita tengok bahwa dalam sejarah Islam, Rasulullah, Nabi Muhammad SAW sangat memperhatikan pendidikan anak muda. Bahkan orang buta pun mendapat perhatian, diposisikan dan diberi kehormatan sebagai pembawa azan  (muadzin). Ia adalah Abdullah bin Ummi Maktum adzan pada saat datangnya waktu shalat subuh. Sementara Bilal bin Rabah adzan pada waktu (sepertiga) malam.

Dr Abdur Rahman Ra'fat Basya dalam bukunya Shuwar min Hayaatis Shahabah mengungkap betapa besarnya Nabi Muhammad SAW kepada seorang pemuda bernama Abdullah bin Abbas sebagai anggota keluarga besar.

Semenjak usianya masih bayi, ia mendapat perhatian Rasulullah. Disebut dalam sejarah bahwa sebelum Ibnu Abbas mendapatkan air susu ibunya untuk pertama kali, Rasulullah menggumamkan doa kebaikan ke telinga Abdullah bin Abbas.

Rasulullah sudah merasakan adanya potensi besar dalam diri Abdullah bin Abbas. Hal itu sebagaimana telah ditemuinya dalam diri Ali bin Abi Thalib, keponakan beliau serta Zaid bin Haritsah.  

Tidak jarang penduduk Makkah mendapati Nabi Muhammad dan Ibnu Abbas duduk bersama sambil bercengkerama atau membicarakan pengetahuan. Sejak kecil, Abdullah terkenal cerdas. Ia suka bertanya banyak hal untuk menuntaskan rasa ingin tahu. Sampai menginjak masa remaja, Abdullah yang lahir di Makkah sekitar tiga tahun hijrah ini mendapatkan pendidikan langsung dari Rasulullah.

Apa yang didapati dari kisah itu adalah mengandung pesan, didiklah anak-anak dengan baik meski ia penyandang disabilitas. Sebab, ke depan zaman dan tantangannya pun berbeda dengan masa kini.

Kini, teknologi digital demikian pesat kemajuannya. Kita pun berharap generasi muda, termasuk Staf Khusus Milenial Jokowi, dapat menjadi garda terdepan memajukan bangsa ini. Kita pun berharap generasi milenial Indonesia harus jauh dari ungkapan katak dalam tempurung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun