Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kritik Kabinet Indonesia Maju dan "Oknum" Samiri

25 Oktober 2019   08:13 Diperbarui: 25 Oktober 2019   09:17 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu, dia berkeliling mencari pengobatan dari satu dokter ke dokter lain dan diagnosa yang menafikan adanya penyakit selalu ditanggapinya dengan rasa tidak percaya (disbelief) dan tidak yakin (doubt).

Seorang hypochondriac mempunyai ciri tak henti-hentinya memeriksa kondisi tubuhnya sendiri dari hari ke hari (constant self-examination) dan membuat diagnosa sendiri (self diagnosis). 

Dia benar-benar terobsesi dengan tubuhnya sendiri (preoccupied), sehingga gangguan kesehatan kecil saja sudah membuat dia panik dan merasa sedang diserang penyakit mematikan.

**

Nah, setelah menyuruh kaumnya bertobat dan memohonkan ampunan bagi mereka, Nabi Musa as dan Nabi Harun as meneruskan perjalanan. Namun sayang sebelum Nabi Musa as dan Nabi Harun as sampai di Kan'an, Nabi Harun as meninggal dunia.

Kisah di atas sesungguhnya sudah sering diangkat para ustaz dan ustazah di berbagai kesempatan. Utamanya pada hari-hari besar Islam dengan maksud memberi pelajaran bahwa untuk menanamkan kepercayaan kepada suatu kaum -- dalam perjalanan waktu -- selalu mendapat tantangan dan gangguan.

Tidak harus berjalan mulus. Ini memgingatkan kita pesan ulama yang menyebut, jangan kamu mengaku beriman sebelum kamu diuji.

Jadi, perjalannya berliku-liku. Demikian halnya Nabi Musa as dan Nabi Harun as "diganggu" oleh "oknum" kaumnya bernama Samiri, si pembuat patung sapi dari emas. 

Sungguh, hal serupa juga bisa terjadi di dalam setiap anggota keluarga. Bahkan seorang kepala negara yang bercita-cita untuk menyejahterakan rakyatnya.

Kabinet Indonesia Maju baru saja diumumkan. Menteri-menterinya sudah ditetapkan dan dilantik. Terdengar suara kritik dan ketidakpuasan. Realias itu harus dihadapi. Pesan sang ustaz sangat sederhana. 

Yaitu, waspadai hadirnya "oknum" Samiri dalam wujud yang baru. Sebab, ia bisa mengalihkan perhatian rakyat yang mengakibatkan sesama anggota kabinet cekcok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun