Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kritik Kabinet Indonesia Maju dan "Oknum" Samiri

25 Oktober 2019   08:13 Diperbarui: 25 Oktober 2019   09:17 745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kabinet Indonesia Maju . Foto | Harianhaluan.com

Sekembalinya dari bukit Thursina, tentu saja Nabi Musa as sangat sedih dan marah besar menyaksikan kaumnya telah murtad. Nabi Musa as lalu melemparkan lembaran-lembaran Kitab Taurat berisikan "Ten Commandments" (sepuluh perintah) kepada kaumnya.

Puncak kemarahan Nabi Musa as dilampiaskan kepada Nabi Harun as. Sambil memegang janggut dan kepala Nabi Harun as, Nabi Musa as membentak dan menuduh sang kakak telah menghianati kepercayaannya.

Mendapat perlakuan itu, Nabi Harun as berusaha meredakan kemarahan adiknya, Nabi Musa as, dengan memohon melepaskan genggaman janggut dan kepala Nabi Harun as terlebih dahulu. Lantas, Nabi Harun as dengan tenang berusaha menjelaskan duduk perkaranya.

Setelah duduk persoalannya jelas, Nabi Musa as memanggil Samiri. Ia dimintai pertanggungjawaban. Dengan ketakutan ia menjelaskan bahwa dirinya telah mengikuti ajaran Tauhid, namun ketika Nabi Musa as pergi ke Bukit Thursina ia menguingkarinya. Dirinya telah menyesatkan Bani Israil dengan membuat patung anak sapi dari emas untuk mereka sembah.

**

Sesuai dengan dosa yang dilakukannya, Samiri dijatuhi hukuman berupa pengucilan dari kaumnya. Karena pengucilan itu dilaksanakan secara ketat dan konsisten akhirnya ia terkena penyakit hypochondriasis.

Menarik jika diungkap tentang penyakit ini. Gustaaf Kusno, seorang kompasianer menulis bahwa orang yang mengidap 'penyakit' hypochondria membuat susah orang banyak.

Selain membuat susah dirinya sendiri, para dokter yang menangani keluhannya, orang-orang terdekat dalam lingkungan keluarganya juga ikut kena getahnya.

Hypochondriac adalah orang yang seumur hidupnya merasa menderita suatu penyakit serius dan gawat, meskipun dari pemeriksaan dokter sama sekali tidak ditemukan kelainan atau sumber penyakit yang mendukung 'keyakinan' itu.

Dia mempunyai koleksi keluhan 'segudang', seperti sakit kepala, jantung berdebar-debar (palpitation), sesak nafas, sakit pinggang, tidak ada selera makan, susah tidur untuk 'pembenaran' bahwa ada penyakit serius dalam tubuhnya.

Penjelasan dari dokter setelah melakukan pemeriksaan medis yang teliti, bahwa tidak ada gangguan penyakit pada tubuhnya, tetap tidak bisa meyakinkan dirinya. Dia merasa dokter melakukan kesalahan diagnosa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun