Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Fachrul Razi Sadar Kemenag Bukan Rumah Besar Umat Islam

23 Oktober 2019   21:52 Diperbarui: 24 Oktober 2019   09:05 2654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Agama, Fachrul Razi sebelum pelantikan menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Negara, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Presiden RI Joko Widodo mengumumkan dan melantik Menteri-menteri Kabinet Indonesia Maju serta pejabat setingkat menteri.(KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

**

Usai pelantikan menteri-menteri pada Kabinet Indonesia Maju, terdengar suara sumbang dari  Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Robikin Emhas. Disebutnya, banyak kiai yang protes dan menyatakan kecewa terhadap dipilihnya Jenderal (Purn) Fachrul Razi sebagai Menteri Agama.

Betulkah? Akankah kekecewaan ulama itu akan disampaikan ke Jokowi? Mustahal bin mustahil karena para ulama tahu persis bahwa hal itu adalah hak prerogatif Presiden. Dulu, menteri berlatar belakang militer seperti Tarmizi Taher dan Alamsyah Ratu Prawiranegara tak ada yang protes. Adem ayem.

Terkait upaya memerangi radikalisme, sudah lama para kiai menyadari bahwa Kemenag memang harus berada di barisan depan.  

Soal radikalisme, pendangkalan pemahaman agama dan merebaknya sikap intoleran sudah lama menjadi perhatian kalangan NU. Ormas Islam tertua itu sudah lama mengingatkan bahaya radikalisme.  

Sejak reformasi, Kemenag dipimpin M Quraish Shihab, Abdul Malik Fadjar, Muhammad Tolchah Hasan, Said Agil Husin Al Munawwar, Muhammad Maftuh Basyuni, Suryadharma Ali, Lukman Hakim Saifuddin dan HR Agung Laksono (plt Menag). Selama silih berganti menteri tersebut persoalan radikalisme tak pernah surut.

Nah, mumpung menterinya sudah terlanjur akan kerja keras memerangi radikalisme, boleh dong para ulama sesegera mungkin menyumbangkan buah pikirannya kepada menteri yang baru.

**

Kalau kita mau bicara blak-blakan, sejatinya Kemenag masih berwajah belepotan. Jangan marah dulu. Sabar. Bukankah para ulama dan bahkan kalangan Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) selalu menggaungkan ajaran sabar ketika memberi bimbingan kepada para calon jemaah haji di tanah air.

Nah, berangkat dari ajaran sabar itu, penulis mengajak semua pihak untuk memperbaiki kementerian yang kita cintai ini. Salah satu sebab disebut kementerian itu belepotan adalah lantaran persoalan korupsi. 

Mau kita, semua, ingin melihat  kementerian itu berwajah seperti "malaikat" yang putih bersih. Sehingga jika ada titik noda sedikit saja, hal tersebut bakal menjadi persoalan tersendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun