(B) : Bang, Ade pagi ade malem
Ade pula bulan ade matahari
Kalo bukan lantaran perawan noh di dalam
Kaga bakalan gue anterin kemari.
Lantas, pantun makin terasa "panas" lantaran salah satu pihak mengatakan:
Kentang sepukul, elu nantang gue pukul.
Sontak, maen pukulan tak terhindarkan. Seorang jawara dari kulon meloncat dan meminta Bang Idris segera maju.
Bang Idris hanya meju selangkah. Sementara sang penantang dengan pukulan cepatnya mengarah ke muka dan dapat dihindari. Pukulan kembali diulang, tapi tak mengena. Bang Idris menghentakan kaki disambut sepakan ke arah kuda-kuda, tapi justru membuat sang lawan mental.
Sang lawan berharap Bang Idris mengeluarkan Golok Buntet. Caranya, ia memancing dengan mencabut golok agar ditimpali permainannya. Tapi, justru Bang Idris tak meladeni dan menyudahi penampilannya.
Acara masih berlanjut. Para jawara maen pukulan tampil tak kalah memukau dengan permainan goloknya masing-masing. Tapi, para jawara merasa kecewa lantaran Bang Idris tak memainkan Golok Buntet miliknya.
Saking kecewanya, seorang jawara bernama Jabrik tampil ke muka. Di hadapan para undangan meminta agar Bang Idris untuk kembali tampil dan memainkan Golok Buntet. Bagi para jawara, murid Kiyai Toha, golok itu punya keistimewaan khusus.