Pemda DKI Jakarta pernah menggencarkan pembuatan sumur resapan di berbagai wilayah, termasuk tepi jalan. Upaya ini memang perlu terus didorong agar permukaan tanah di Jakarta tidak mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Rasakan Manfaat Kanal BanjiÂ
Nah, bagaimana penanganan air berlebihan atau banjir di Jakarta? Sejak tempo deoloe, banjir memang selalu menjadi momok. Para relawan kemanusiaan seperti sudah hafal "peta" dan pertolongan korban banjir.
Prinsip dari konsep itu adalah mengalirkan air dari sungai di hulu Batavia melalui saluran kolektor yang dimulai dari selatan kota (saat itu batas selatan kota berada di Manggarai) hingga tepi barat kota menuju ke laut, bermuara di Muara Angke.
Nah, saluran yang menyusuri bagian barat Batavia ini dikenal dengan Kanal Banjir Barat. Untuk mendukung pengatur aliran air, dibangun Pintu Air Manggarai dan Pintu Air Karet.
Barulah pada 2003, sebagai salah satu upaya mengendalikan banjir di Jakarta secara keseluruhan, maka dibangun Kanal Banjir Timur. Rencana Kanal Banjir Timur diharapkan dapat mengendalikan banjir di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Utara.
Mengacu pada prinsip pengendalian banjir DKI Jakarta pada Rencana Induk Pengendalian Banjir Jakarta 1973 (Master Plan for Drainage and Flood Control of Jakarta), yang disusun dengan bantuan Netherland Engineering Consultant (NEDECO), pengendalian banjir di Jakarta, bertumpu pada dua kanal yang melingkari sebagian besar wilayah kota.
Kanal itu akan menampung arus air dari selatan dan dibuang ke laut melalui bagian- bagian hilir kota yang dikenal dengan nama Kanal Banjir Barat dan Kanal Banjir Timur. Kanal-kanal tersebut adalah salah satu upaya pengendalian banjir Jakarta disamping pembuatan waduk dan penempatan pompa pada daerah yang lebih rendah dari permukaan air laut.
Jadi, prinsip pembuatan kanal banjir dimaksudkan menampung air yang berlebihan kala musim hujan dan mengalirkannya ke laut dengan tetap memperhatikan kebutuhan air saat musim kamarau datang.