Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Lenggang Nyai Ikut Meriahkan HUT RI

17 Agustus 2019   23:52 Diperbarui: 17 Agustus 2019   23:57 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepuk tangan meriah tamu undangan seusai Vinna membawakan tarian Lenggang Nyai pada malam perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) RI k-74, untuk tingkat RT007/RW01 Kelurahan Ceger, Cipayung Jakarta Timur, Sabtu malam.

Meski gadis kelas enam Sekolah Dasar (SD) menari pada tingkat RT, tampilannya sungguh luar biasa. Andai saja ia tampil pada event nasional, boleh jadi Vinna akan mendapat apresiasi lebih besar lagi. Mengapa? Ya, karena penontonnya hanya memahami bahwa Vinna menari sekedar memeriahkan perayaan hari kemerdekaan. Itu saja. Titik.

Gerakan Vinna yang cepat. Foto | Dokpri
Gerakan Vinna yang cepat. Foto | Dokpri
Padahal tarian ini tergolong langka. Jarang tampil untuk berbagai event. Apa lagi dibawakan seorang gadis berlatar belakang etnis Jawa. Vinna tidak membawakan tarian dari Jawa Tengah atau Yogyakarta, tetapi ia malah mahir memerankan tarian khas etnis Betawi, Lenggang Nyai.

Untuk memerankan tarian tersebut Vina dapat bimbingan dari ibunya sendiri. Warga setempat memanggilnya Ibu Puteri.

"Tarian ini memang sudah langka. Kebetulan Vinna mau berlatih menari tarian khas Betawi," ungkap Ibu Puteri ketika dijumpai penulis, Sabtu malam.

Ibu Puteri pun merasa bersyukur bahwa puterinya dapat melestarian tarian langka itu. Inilah KeunggulanOrangIndonesia yang ada pada diri Vinna. Dan untuk menyukseskan tampilannya pada malam itu, ia dapat dukungan kostum dari kelompok kesenian khas Betawi, Mpok Nori.

Vinna bersama ibunya. Foto | Dokpri
Vinna bersama ibunya. Foto | Dokpri
Bagi orang Betawi dapat dipastikan akan kenal siapa Mpok Nori. Mpok Nori atau Mak Nori adalah seorang komedian, dan seniman Betawi. Nori merupakan salah satu ikon Komedi Betawi. Ia juga merupakan pendiri Grup Lenong Sinar Noray. Mpok Nori lahir pada 10 Agustus 1930, Jakarta. Ia wafat pada 3 April 2015,di  Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo, Jakarta.

Dalam literatur dialek Betawi, lenggang  diartikan sebagai ayunan tangan ketika berjalan, tidak membawa beban apa-apa (dalam perjalanan), liuk tubuh ke kiri dan ke kanan ketika berjalan, tingkah laku, perbuatan.

Sedangkan nyai bisa berarti nenek, ibunya orangtua, gundik, istri piaraan, panggilan kepada anak perempuan, neng, upik, nyak, ibu, nenek. Wikipedia menyebut  nyai berasal dari sebutan umum di Jawa Barat, khususnya bagi wanita dewasa. Di sisi lain, kata ini memiliki konotasi lain pada zaman kolonial Hindia-Belanda. Pada saat itu nyai berarti gundik, selir, atau wanita piaraan para pejabat dan serdadu Belanda.

Tarian lain pada perayaan HUT RI. Foto | Dokpri
Tarian lain pada perayaan HUT RI. Foto | Dokpri
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang diterbitkan Depdikbud pada tahun 1989. seorang nyai memiliki sinonim dengan gundik dan selir. Baik nyai, gundik maupun selir, dalam KBBI, diartikan sebagai bini gelap, perempuan piaraan, dan istri yang tidak pernah dikawini resmi.

Tapi, tentu tidak dimaksudkan bahwa tarian Lenggang Nyai punya pertalian erat dengan artis Nikita Mirzan yang dalam tayangan di layar televisi dipanggil sebagai nyai. Apa lagi punya konotasi lain seperti pada zaman kolonial Hindia-Belanda.

Jakarta memang memiliki beberapa jenis tarian tradisional. Tarian yang sudah dikenal publik di antaranya Tari Yapong yang biasa dibawakan saat ulang tahun kota Jakarta. Dalam catatan sejarahnya, tarian ini  diciptakan oleh Bagong Kusudiardjo pada tahun 1975.  

Bapak RT, RW dan Lurah bergembira menyaksikan pertunjukan tarian anak-anak. Foto | Dokpri
Bapak RT, RW dan Lurah bergembira menyaksikan pertunjukan tarian anak-anak. Foto | Dokpri
Lantaran bunyi lagunya 'ya ya ya' lantas dipadukan suara musik 'pong pong pong pong' yang kemudian menjadi yapong.  

Berikutnya Tari Topeng Betawi. Tarian ini adalah hasil gabungan dari seni drama, nyanyian dan tarian. Awalnya  Tari Topeng merupakan salah satu pertunjukan teather tradisional, namun diselipkan unsur seni tari didalamnya hingga akhirnya seperti sekarang.

Di Betawi juga dikenal  Tari Sirih Kuning. Nama tari sirih kuning diduga digunakan saat zaman dulu ketika prosesi pernikahan adat Betawi sirih dare yang berwarna kuning diberikan dari calon mempelai pria ke calon mempelai wanita.  

Lalu ada  Tari Lenggang Nyai seperti yang ditampilkan pada malam perayaan HUT Kemerdekaan ini. Dinamakan Lenggang Nyai karena menceritakan tentang kisah Nyai Dasimah. Gadis asal Jakarta yang kebingungan memilih pasangan hidup antara laki-laki asal Belanda dan Indonesia.

Akhirnya ia menentukan laki-laki dari keturunan Belanda, namun sepanjang pernikahannya, Nyai berontak karena aturan-aturan yang dibuat oleh suaminya. Merasa hak perempuan diambil, akhirnya kisah itu menginspirasi seorang seniman bernama Wiwiek Widiastuti dan membuat tarian bernama Tari Lenggang Nyai.

Merdeka! Penulis ikut menyaksikan tontonan dari jarak jauh. Foto | Dokpri
Merdeka! Penulis ikut menyaksikan tontonan dari jarak jauh. Foto | Dokpri
Tarian lainnya  adala Tari Japin dan Tari Cokek. Di sini penulis tak menjelaskan satu per satu.Tapi umumnya tarian khas Betawi menggunakan musik Gambang Kromong,  kostum yang berwarna merah menyala seperti yang dikenakan Vinna dengan khiasan kepala. Jelas sekali nuansa tradisi Cina melekat kuat.

Kita berharap tarian langka ini dapat dilestarikan.  Sebab, pada perayaan Festival Lebaran Betawi 2019, tarian ini sepertinya sudah tak ditonjolkan lagi. Tari topeng, misalnya. Kita juga berharap  tarian-tarian itu masih bisa kita temukan pada  acara besar seperti pesta ulang tahun ibukota Jakarta dan festival budaya Lebaran Betawi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun