Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ngobrolin Haji Sambil Nikmati Sate Olahan Chef Andri Ganesa

12 Agustus 2019   15:48 Diperbarui: 12 Agustus 2019   15:54 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuundang beberapa orang tetangga. Tak lama, di teras rumah, mereka berkumpul sambil menanti puteraku Andri Ganesa mengolah sate olahannya. Ia memang mahir dalam urusan masak memasak. Ilmu komunikasinya yang diperoleh di bangku kuliah sepertinya sudah masuk liang lahat, tapi justru ilmu memasaknya yang menonjol.

Usai meraih serfikat dari Jakarta Culinery Center, ia banyak mempraktekan beragam masakan. Nah, mumpung Idul Adha - seusai memotong hewan kurban -- keluarga penulis mendapat bagian daging kurban. Pada momentum itulah kami mengajak beberapa orang tetangga untuk menikmati daging hewan kurban.

Wuih enaknya.  Tapi, itu masih dalam angan-angan. Sebab, sate belum dibakar.

Rupanya, jauh sebelum MengolahDagingKurban, sang chef telah memetik daun pepaya dan cabe rawit di halaman rumah sebelah. Ia juga telah membeli nanas. Lantas, cabe diiri-iris diberi kecap plus bawang merah. Sedangkan daging kambing yang telah diiris kecil-kecil, potongannya ditusuk.

Maka, jadilah sate yang disiapkan untuk dibakar. Tapi, nanti dulu. Mamanya Andri terlebih dahulu membungkus sate dengan daun pepaya. Alasannya, supaya ketika dibakar dan disantap, dagingnya terasa empuk.

Nah, sambil sang mama membungkus sate belum masak tadi dengan daun pepaya, penulis saksikan sang chef mempersiapkan tungku bakar sate.  Terlihat arang telah membara. Lalu, sang chef meminta izin kepada mamanya. Katanya, sudah bolehkan sate terbungkus daun pepaya untuk segera dibakar?

Setelah mendapat aba-aba dibolehkan, langsung sate dibakar. Sepuluh tusuk langsung masuk panggangan sate.  Lantas, mama menyiapkan buah nanas untuk dikonsumsi seusai menyantap sate.

**

Sambil menanti sate masak, para tetangga ngobrol 'ngalur-ngidul'. Salah satunya yang menarik adalah pertanyaan Bapak Rafiq kepada penulis prihal kesibukan jemaah haji Indonesia pasca pelaksanaan wukuf di Arafah.

Bapak Rafiq rencananya akan bertolak ke Tanah Suci pada Oktober 2019 ini. Katanya, dalam obrolan itu, ia akan menunaikan ibadah umrah. Usia tua memang bagus untuk umrah pasca musim haji. Pertimbangannya, Masjidil Haram tak seramai lagi ketika itu.

Ia mengambil umrah pada bulan itu lantaran punya keinginan kuat untuk mencium Hajar Aswad. "Batu, nyang nempel di Ka'bah itu, selain juga mau berdoa di multazam. Itu kan tempat yang paling makbul kalau kita berdoa," katanya penuh semangat.

Penulis hanya mengiakan sambil menganggukan kepala. Lantas, penulis tambahkan bahwa masih ada tempat lain seperti di Hijir Ismail,  dan shalat di Maqam Ibrahim.

Maqam Ibrahim batu kecil yang terletak kurang lebuh 20 hasta di sebelah timur Ka'bah. Tempat ini bukanlah tempat yang menjadi kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana dugaan atau pendapat kebanyakan orang. Batu ini merupakan bekas telapak kaki Ibrahim kala membangun Ka'bah.

"O, iya Pak Aji," jawabnya singkat.

Masih ada lagi, ketika nanti shalat di Masjid Nabawi, Madinah, jangan lupa shalat di Raudhoh. Tempat itu juga makbul kalau kita berdoa sungguh-sungguh.

"Karena itu, mantapkan niat dan pelajari manasiknya," imbau penulis.

Namun, pada obrolan sambil menanti sate selesai dibakar itu, salah seorang tetangga lain bertanya kepada penulis.

Katanya, kalau kemarin jemaah dari seluruh dunia melaksanakan wukuf, setelah itu apa yang dikerjakan?

Nah ini yang penting. Sebetulnya, usai wukuf, semua pihak harus waspada.Ya, petugas haji. Jemaahnya. Sebab, titik krusial pelaksanaan haji pada tanggal 10 sampai 13 Dzulhijah. Pergerakan manusia demikian tinggi. Lalu lintas di kota Makkah terhenti. Makkah saat itu padat dengan manusia dari berbagai negara untuk menyempurnakan ibadah hajinya.

Yang harus diselesaikan  dalam rangkaian haji setelah melaksanakan tawaf ifadho, yaitu melempar Jumrah Ula, Wustho dan Aqobah pada hari Tasyriq; 11, 12 dan 13 Dhul-Hijjah. Kemudian Mabit / bermalam di Mina pada malam hari Tasyriq. Dan amalan terakhir adalah tawaf wada'.

Dalam rangkaian penyelesaian ibadah haji ini dikenal nafar awal dan nafar tsani.

Apa pula itu artinya? tanya Pak Rafiq menyela pembicaraan penulis.

Nafar awal yakni jamaah hanya melontar jumrah di tanggal 10, 11, 12 Dzulhijah. Mereka hanya dua malam menginap di Mina dan meninggalkan Mina menuju Makkah pada 12 Dzulhijah sebelum matahari terbenam. Total krikil yang dilontar jama'ah nafar awal adalah 49 butir.

Sementara, nafar tsani atau nafar akhir yakni jamaah melontar jumrah pada tanggal 10, 11, 12 dan 13 dzulhijah dengan total batu yang dilontar sebanyak 70 butir. Mereka menginap di Mina selama tiga malam dan meninggalkan Mina menuju Makkah pada 13 Dzulhijah.

Batu kerikil itu diambil ketika jemaah bermalam di Musdalifah.

"O, gitu?" katanya.

Obrolan berhenti karena chef Andi telah menyodorkan sate yang masih hangat.

**

"Hmm, sedapnya," kata seorang tetangga.

"Empuk dagingnya, Pak Aji," kata salah seorang.

Nah, mumpung lagi menikmati sate yang hangat itu, penulis berinisiatif menjelaskan tentang daun pepaya yang digunakan saat dagingnya masih mentah. Salah satunya bahwa daun pepaya dapat menghilangkan bau dan membuat daging kambing empuk saat dioleh. Hehehe.

Ini adalah cara mudah agar olahan daging kambing tidak bau dan empuk saat dibuat menjadi sate, sop, maupun tongseng.  Hilangkan baukhas pada daging kambing dengan lima cara:

Tidak perlu pencucian daging kambing yang berulang, gunakan air panas saja sebagai bantuan untuk lebih menstrelisasi daging. Yang penting perhatikan saat proses pemotongan hingga proses pembersihan daging.

Lantas, kok harus mengonsumsi buah nanas usai makan sate?

Ini sih hanya anjuran saja. Kita kan tahu bahwa buah nanas dapat menangkal radikal bebas, karena nanas mengandung vitamin C sehingga kanker susah terbentuk. Vitamin A dari nanas juga baik untuk mata.

Harus diakui buah nanas  yang memiliki rasa manis, asam, dan segar ini mengandung banyak sekali vitamin C.  Namun di sisi lain buah ini mampu menjaga kesehatan jantung, menurunkan kadar lemak, meningkatkan daya tahan tubuh membuat tulang lebih sehat.

Juga dapat menyehatkan mata. Mencegah terbentuknya sel kanker dan melancarkan pencernaan

Hehehe. Enak satenya, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun