Sekretaris Daerah Pemprov DKI Jakarta Saefullah seusai membuka acara tersebut mengatakan, boleh jadi acara ini bagi orang dewasa biasa-biasa saja. Tapi tidak bagi anak kecil. Malah justru menjadi sesuatu yang luar biasa.
Nampak hadir Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Meghantara dan Wakil Ketua Umum Badan Musyawarah (Bamus) Betawi, Rahmat HS. Helatan Lebaran Betawi 2019 yang pertama kali digelar di Monas itu, kata Rahmat, diharapkan dapat menjadikan budaya Betawi makin terkenal.
Namun, lokasi penyelenggaraan Lebaran Betawi 2019 harus dipindahkan ke Silang Monas Barat lantaran di Setu Babakan sulit diakses.
Area Setu Babakan selalu padat dan macet saat Lebaran Betawi digelar. Apalagi pada 2017, saat Presiden Joko Widodo menghadiri acara tersebut. Warga yang tinggal di sekitar Setu Babakan protes kepada lurah dan camat setempat karena mereka kesulitan keluar-masuk rumah.
Menariknya, Lebaran Betawi kali ini bakal dimeriahkan dengan parade budaya. Parade budaya ini disebut sorendo-rendo. Ketua Panitia Lebaran Betawi M Rifqi mengatakan, sorendo-rendo akan digelar pada hari terakhir penyelenggaraan Lebaran Betawi, Minggu (21/7/2019), pukul 06.00-10.00 WIB.
"Gelaran hari ketiga ini turut dimeriahkan dengan acara puncak, yaitu sorendo-rendo, karnaval budaya nusantara," ujar Rifqi melalui siaran pers resmi Pemprov DKI Jakarta, Kamis (18/7/2019), seperti dikutip Kompas.com.
**
Jika melihat jadwal yang tercatat di panitia, terlihat beberapa kesenian yang dijadwalkan. Berikut jadwal penampilannya: 08.00 - tanjidor dan ondel-ondel 08.30 - marawis 09.00 - gambus 09.30 - palang pintu 10.30 - gambang kromong 11.30 - tarian betawi 12.00 - lomba silat seni tradisional Betawi 13.00 - orkes Melayu 14.00 - grup musik Opelet Robet 17.00 - rebana biang 19.00 - lenong 21.30 - pemutaran film di layar tancap (batal). Di situ, tak ada Tari Topeng Betawi dicantumkan.
Sejatinya, Tari Topeng Betawi masih eksis. Penggemarnya pun masih banyak. Catatan penulis, warga pinggiran seperti di kampung Cikuda, tak jauh dari kawasan Cikeas, Kabupaten Bogor, grup kesenian tersebut sering tampil. Grup kesenian yang dibintangi Mandra dan kawan-kawan itu sering tampil di Cikuda.
Kehadiran kelompok kesenian ini selalu dinanti oleh warga setempat. Sebelumnya memang tokoh masyarakat Cikuda (keluarga besar Pak Anim dan Anang) selalu mengundang mereka ketika punya acara keriaan pesta pernikahan. Alasan pokok mengundang kelompok itu adalah sebagai komitmen menjaga kelestarian kesenian Betawi.