Sekedar mengingatkan perbedaan antara umrah dan haji terletak pada waktu dan tempat pelaksanaannya. Jika ibadah haji hanya dapat dilakukan antara tanggal 1 Syawal hingga 13 Zulhijah, maka umrah dilaksanakan sewaktu-waktu kecuali pada hari tertentu seperti hari Arafah pada 10 Zulhijah dan hari-hari Tasyrik tanggal 11, 12, 13 Zulhijah.
Inti dari proses ibadah haji adalah wukuf di Padang Arafah pada tanggal 9 Zulhijah selepas matahari tergelincir sampai Magrib. Sedangkan tata cara umroh intinya hanya melakukan thawaf dan sai. Keduanya didahului dengan memakai pakaian ihram di miqat (tempat) yang telah ditentukan dan diakhiri dengan tahallul (bercukur).
Kendati seluruh rangkaian ibadah umrah dilaksanakan di Masjidil Haram, tapi tak elok jika jemaah tak berziarah ke Makam Rasulullah, Nabi Muhammad SAW, di Masjid Nabawi, Madinah.
Selama di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi jemaah umrah dapat berdoa sepuasnya. Mencurahkan seluruh permohonan, berdoa hingga menitikan air mata.
Di rumah Allah itu, termasuk di Raudhah, setiap Muslim dapat merasakan betapa dahsyatnya kebesaran Illahi dan kita sebagai hambanya cuma bisa berpasrah diri setelah menyampaikan beragam doa atas persoalan yang dihadapi.
**
Jemaah umrah Ramadan tahun ini belum bisa menikmati nyamannya duduk di atas karpet tebal Masjidil Haram. Karpet indah dan empuk - bikin orang betah berzikir berlama-lama - belum dapat terpasang ke seluruh lantai masjid sebagaimana mestinya.
Di rooftop masjid ini, misalnya, penulis saksikan permukaan lantainya hanya dicet. Belum dipasangi marmer mengkilat seperti pada sebagian bangunan masjid tersebut.
Pada lantai dua, juga karpet nan indah tak nampak seperti sebelum masjid diperluas. Dinding bangunan masjid belum dihias. Jika kita tawaf, dinding masih terlihat mengelupas polos. Demikian halnya di beberapa lantai. Kala kita tengok ke atas saat beristirahat di siang hari, nampak instalasi listrik belum tertutup plafon rapi.