Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Di Makkah dan Madinah, Umat Muslim Punya Musuh Bernama Jangkrik

26 Mei 2019   23:40 Diperbarui: 27 Mei 2019   09:44 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Masjid Kuba, penulis tak mendengar suara jangkrik. Foto | Dokpri

Sangat mengganggu. Sungguh. Cuma saja tak bisa memprotes, apa lagi berunjuk rasa untuk menunjukan sikap tidak senang. Lebih baik diam. Pikir penulis, mengambil sikap diam adalah emas ketimbang berceloteh yang justru menambah susah tuan rumah.

Itulah sikap penulis ketika menghadapi musuh baru umat Muslim dari berbagai negara, termasuk tuan rumah Pemerintah Arab Saudi, yang bernama jangkrik dan banyak bersembunyi di celah tiang dan penyimpanan alas kaki, lemari yang ada di Masjid Nabawi, Madinah dan saluran air di Masjidil Haram, Mekkah.

Awalnya penulis mengira kumpulan jangkrik, yang oleh warga Jakarta banyak dijadikan umpan unggas atau burung peliharaan, hanya berada di saluran air Masjidil Haram saja. Tak tahunya, ya di Masjid Nabawi juga banyak berkeliaran dan mengeluarkan suara krik... krik... kirik dan terdengar makin keras kala kita sedang berzikir dan membaca Alquran.

Sepengetahuan penulis, ketika menunaikan ibadah haji pada 2007 tak ada suara jangkrik berkumandang di masjid. Juga pada 2008, ketika bertugas sebagai petugas haji, pun tak dijumpai jangkrik yang juga suaranya serupa dengan jangkrik di Tanah Air.

Kala bertugas kembali pada 2010, masjid masih steril dari jangkrik. Pun ketika kembali berumrah pada 2013, jangkrik tak terdengar di kedua masjid yang banyak dikunjungi umat Islam se-dunia. Lalu, mengapa sekarang ini bisa masuk ke Masjidil Haram?

Bukankan di negeri petro dollar itu hadir penjaga dua kota suci: Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi di Madinah, yang dikenal sebagai Khadim al-Haramain asy-Syarifain.

Penyemprotan. Foto | International News.
Penyemprotan. Foto | International News.
Hmmm. Rupanya jangkrik tak takut dengan raja Arab yang bergelar sebagai penjaga dua kota suci itu. Penulis lantas jadi penasaran dan ingin tahu, mengapa jangkrik bisa membikin istri penulis meringis dan nyaris menangis karena gigitannya ketika shalat di Masjidil Haram.

Sambil menanti buka puasa bersama, kami sempat diskusi tentang jangkrik di Masjid Nabawi, Madinah. Foto | Dokpri
Sambil menanti buka puasa bersama, kami sempat diskusi tentang jangkrik di Masjid Nabawi, Madinah. Foto | Dokpri
Pada kesempatan berbuka puasa bersama di Masjid Nabawi, penulis membuka percakapan dengan warga Arab Saudi, penduduk lokal Madinah. Naser, namanya. Sebetulnya ia berasal dari Mesir, lantas mendapat pekerjaan tetap di Masjidil Haram. Jadilah ia warga Saudi hingga kini.

Kebetulan saat itu terdengar jangkrik tengah mengerik di balik lemari penyimpanan alas kaki. Penulis menanyakan perihal jangkrik. Lantas, Naser, sambil mengangkat bahu, mengaku tak tahu kapan jangkrik berani masuk ke Masjid Nabawi. Tahu-tahu makin banyak dan sekarang banyak bersembunyi di lubang-lubang sempit.

Sambil bergurau ia mengatakan, jangkrik ada yang sopan. Coba perhatikan, ketika kita buka puasa bersama ia cuma berani mengeluarkan suara. Tapi tak berani hadir di hadapan kita untuk berbuka menemani.

Petugas kebersihan serius memperhatikan saluiran air agar jangkrik tak nongol. Foto | Dokpri
Petugas kebersihan serius memperhatikan saluiran air agar jangkrik tak nongol. Foto | Dokpri
Kami tertawa. Jemaah lain yang berada di sampingnya juga ikut tertawa lebih keras. Orang sebelah dari Magribi yang memegang tasbih menghentikan zikir. Sedangkan yang berasal dari Maroko menghentikan bacaan Alquran karena mendengar celoteh Naser yang lucu tadi.

Ia lalu melanjutkan celotehnya. Katanya, memang ada yang shalat diganggu. Itu karena jangkriknya genit. Kami jadi tertawa lagi dan tak terasa azan magrib berkumandang dan waktu buka puasa bersama disegerakan dengan didahului membaca doa.

Jawaban Naser terhadap fenomena baru di Masjid Nabawi dan Masjidil Haram dihuni jangkrik - termasuk pengamatan penulis juga ada belalang - belum memuaskan. Mengapa dan mengapa bisa demikian?

Warga setempat menyebut jangkrik sebagai belalang hitam. Ada juga menyebut serangga yang termasuk dalam klasifikasi famili/keluarga Gryllus.

Di lobi hotel, penulis bertemu seorang akademisi yang tak mau disebut namanya. Ia dengan ramah menjelaskan bahwa fenomena tersebut tidak perlu dikhawatirkan berlebihan. Biasanya saat musim dingin saja jangkrik muncul ke permukaan. Jadi hal itu kaitannya erat dengan musim. Namun tentang mulai kapan jangkrik itu bermunculan di masjid dan bahkan di kediaman rumah penduduk? Ia tak tahu persis.

Tapi bisa saja berawal adanya bisnis jangkrik. Jangkrik dibudidayakan untuk kebutuhan umpan burung. Lantas, karena kurang pengawasan, jangkrik lepas dan menyebar di Semananjung Arab. Itu baru dugaan.

Di Masjid Kuba, penulis tak mendengar suara jangkrik. Foto | Dokpri
Di Masjid Kuba, penulis tak mendengar suara jangkrik. Foto | Dokpri
Tapi terpenting adalah upaya mengatasi penyebaran jangkrik lebih luas lagi harus dilakukan. Pemerintah Arab Saudi telah membentuk satu tim (pemberantas jangkrik). Tim ini bekerja siang dan malam dengan melakukan penyemprotan ke tempat jangkrik berdiam.

Pemerintah Arab Saudi memang belum menyatakan perang terbuka terhadap jangkrik yang bermukim di kedua masjid tersebut. Namun sudah menganggapnya sebagai musuh. Karena mengganggu umat beribadah, ya tentu saja jadi musuh bersama bagi umat Muslim. Kita berharap, ke depan, umat Muslim dari seluruh dunia dapat beribadah di kedua masjid yang mulia itu dengan nyaman tanpa harus diganggu lagi oleh jangkrik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun