Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Astagfirullahaladzim, Ada Islam "Bergaris"

25 Mei 2019   13:46 Diperbarui: 7 Juli 2021   21:48 6211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mohon ampun kepadamu Ya Allah. Karena hanya Engkaulah zat yang maha pengampun, mengetahui dan penyayang atas diri manusia. Jika saja Engkau berhendak, maka segala sesuatunya mudah terjadi dan terwujud.

Penyayang unggas. Kasih sayang manusia dengan hewan tercermin di tanah haram. Foto | Dokpri
Penyayang unggas. Kasih sayang manusia dengan hewan tercermin di tanah haram. Foto | Dokpri
Astagfirullahaladzim. Di Tanah Suci ini kupandang manusia berlomba mencari ridho-Mu. Sayang, kusaksikan hanya untuk mendapatkan posisi shalat sunnah dan wajib harus bertikai dan adu mulut. Bahkan cenderung sulit untuk didamaikan.

Baca juga : Prespektif Psikologi dan Islam terhadap Memori dan Daya Ingat

Astagfirullahaladzim. Di Masjidil Haram, Mekkah, yang suci ini kusaksikan askar pun ternyata tak punya kasih sayang terhadap kaum hawa. Selalu saja dipersulit untuk mendapatkan tempat shalat. Baru meletakan pantat sudah keburu diusir dan tanpa difasilitasi dan solusi. Askar tak sadar bahwa sejatinya ia berasal dari rahim ibu.

Astagfirullahaladzim. Otak manusia sudah kehilangan kewarasan. Kusaksikan dan kudengarkan ada manusia dari bumi Nusantara memanjatkan doa di Raudhah, Masjid Nabawi, Madinah, dengan menyebut pemerintahan sekarang sudah zalim. Suaranya keras pula sambil memaksa Allah agar umat memilih pasangan Kubu 02.

Astagfirullahaladzim. Ia pun meminta kepada Allah agar  rejim Joko Widodo tumbang seketika. Diaminkan pula oleh dua tiga orang pengkutnya.

Kawasan Masjidil Haram 10 hari terakhir Ramadan makin padat. Foto | Dokpri
Kawasan Masjidil Haram 10 hari terakhir Ramadan makin padat. Foto | Dokpri
Astagfirullahaladzim. Karena perbuatannya itu, doa yang kupanjatkan jadi terganggu di taman surga, di tempat yang dimuliakan Allah lantaran ada umat yang memiliki pemahaman Islam jauh dari kaffah.

Astagfirullahaladzim. Masih dari Tanah Haram, kusaksikan melalui media sosial, orang berunjuk rasa. Juga ada di antaranya menyebut pemerintahan sudah zalim. Atas nama agama dan jihad, aparat negara juga harus diperangi. Pemerintah harus berganti.

Astagfirullahaladzim. Para ibu rumah tangga dan emak-emak yang disanjung ketika berkampanye dulu, kini menjadi tak mau ke Pasar Tanah Abang. Takut. Sebab, penjarahan terjadi dan kerugian pedagang tak terhindari.

Baca juga : Self Awareness dalam Pengamalan Ajaran Islam di Era Digital

Sedekah di tanah haram. Berlomba untuk kebaikan. Foto | Dokpri
Sedekah di tanah haram. Berlomba untuk kebaikan. Foto | Dokpri
Astagfirullahaladzim. Ada pedagang kecil dikuras dagangannya oleh pelaku unjuk rasa. Mulai minuman ringan hingga rokok pun diembat seketika. Sang pedagang cuma bisa menangis meratapi nasib di bulan Ramadan ini.

Astagfirullahaladzim. Pelaku unjuk rasa kini sudah dapat dipetakan. Sekedar menuntut KPU berlaku adil dalam penghitungan suara, namun di luar itu memasang target "rusuh".  Pokoknya, harus "rusuh".

Baca juga : Self Awareness dalam Pengamalan Ajaran Islam di Era Digital

Astagfirullahaladzim. Terdengar suara "burung ababil" memberi kabar,  negeriku tercinta memang tengah diancam perpecahan. Aktor utamanya memang menunggangi aksi 22 Mei 2019 itu sebagai kuda tunggangan.

Astagfirullahaladzim. Unjuk rasa itu senyatanya dilakukan oleh peserta bayaran dan Islam garis keras, radikal dan pembawa paham yang tidak sesuai dengan tuntutan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa kedamaian di muka bumi.

Berbagai bangsa buka puasa bersama di Masjid Nabawi. Keindahan Islam dirasakan di sini. Foto | Dokpri
Berbagai bangsa buka puasa bersama di Masjid Nabawi. Keindahan Islam dirasakan di sini. Foto | Dokpri
Astagfirullahaladzim. Dari Tanah Suci ini kupandangi wajah Islam terlihat nyata di raut muka yang sengaja dilukai bergaris-garis dan bertato.

Astagfirullahaladzim. Marilah kita menjadi Islam yang kaffah. "Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam. janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian," (Surat Al-Baqarah ayat 208).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun