Awal dari doa itu cukup baik, meminta keselamatan bangsa dan warga Indonesia. Ujungnya, pada tanggal 22 Mei 2019 ini, ia meminta agar salah satu pasangan yang didukungnya bisa menjadi presiden RI.
Mendengar doa dipanjatkan seperti itu, sungguh hati penulis jadi berteriak. Untung itu tidak terungkap lewat mulut.
"Seharusnya doa seperti itu tidak perlu diperdengarkan. Lagi pula orang berdoa di Raudhah dengan suara lembut. Bukan berdoa politik dan memaksa Allah untuk memenangkan salah satu pasangan," kata Ustaz H Rifki, seorang pembimping ibadah umrah dari Jakarta.
"Itu tidak patut," ia menambahkan.
Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H