Prabowo adalah prajurit ulung di lapangan. Jago strategi perang. Orang paling serba tahu tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI) karena, sesuai pengakuannya pada debat sebelumnya, 'paling TNI' .
Ia pemberani. Makanya, saat berkampanye, retorikanya dalam berpidato sungguh luar biasa. Tidak berlebihan, gayanya lebih membumi karena ia mampu menghentak jantung rakyat. Ia pun digambarkan sebagai sosok orang tegas.
Jika dalam pertandingan sepakbola dikenal tim 'ayam sayur', bagi Prabowo tak ada dalam kamusnya. Baginya, serangan total dengan segala amunisinya dikerahkan. Semua peluru yang ada di kotak amunisi bedil dimuntahkan. Pendek kata, sampai titik darah terakhir. Nah, serukan?
Penulis tak dapat menjamin bahwa Prabowo akan tampil kalem dalam menyampaikan program kerjanya pada Depat Pilpres Kelima 2019 itu. Ia akan mengambil posisi ofensif.
Meski demikian, kita masih berharap kedua paslon capres dan cawapres masih mampu mengampanyekan ide dan gagasannya sesuai dengan tema debat kelima, yaitu: Â ekonomi, kesejahteraan sosial, investasi keuangan, industri dan perdagangan
Namun di sisi lain kita masih diliputi was-was dengan pertanyaan yang menyesakan dada. Mungkinkan Prabowo terus mempertahankan gaya seperti diungkap di atas?
Ya, karena ini menyangkut watak manusia. Watak, dalam Kamus Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai sifat batin manusia yang mempengaruhi segala pikiran dan tingkah laku, budi pekerti.
Bila meminjam dialek orang Betawi, watak itu bisa juga dekat dengan kata tabiat. Artinya, dasarnya memang sudah dari 'sono'. Â Bawaan lahir sehingga dalam bergaya sesuai dengan watak aslinya.
Karena itu, pada debat kelima nanti tentu saja menjadi tantangan bagi pemandu acara. Â
Pada debat terakhir ini kedua pasangan calon, baik 01 Jokowi -- KH Ma'ruf Amin dan 02 Prabowo Subianto -- Sandiaga S Uno, diharapkan "all out" mengekspresikan kemampuannya di hadapan publik. Tentu kedua paslon sudah menyadari hal itu. Mereka harus bisa mendulang suara terbanyak, termasuk dari para pemilih 'bimbang' dan belum menentukan sikapnya.
Jika mengacu pada sejumlah tata tertib bagi Pasangan Calon Capres--Cawapres Peserta Debat Pertama Pemilu 2019 dan tata tertib bagi para pendukung kedua paslon, kita bolehlah sedikit lega. Bolehlah bangga karena Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah membuat "pagar" agar kedua paslon tidak loncar "pagar" dan berdebat pada 'track' yang ditentukan.