Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Jokowi Takut Kabinet Bayangan Prabowo?

30 Maret 2019   07:26 Diperbarui: 30 Maret 2019   22:19 2903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemenangan sudah di ujung mata. Raihan suara makin menggelembung. Dukungan terus mengalir. Gambaran kemenangan sudah terbentang. Namun, patut dipertanyakan, mengapa petahana Joko Widodo (Jokowi) tidak menunjukan kegembiraan untuk menjemput kemenangan?

Lembaga-lembaga survei menempatkan petahana Joko Widodo - KH Ma'ruf Amin selalu unggul atas pasangan calon Presiden Prabowo Subianto -- Sandiaga S Uno. Angka keunggulan Jokowi beragam, tapi tak satu pun menyebut angka raihan suara di bawah lawannya.

Jokowi - KH Ma'ruf Amin dalam laporan berbagai media sosial dan mainstream sudah di atas angin. Lagi-lagi pasangan ini tidak merasa jumawa, menunjukan kegembiraan berlebihan. Malahan, menunjukan sikap merendahkan diri.

Justru temuan lembaga survei - yang menggambarkan ada titik penurunan - dijadikan sebagai pendorong agar mesin-mesin politik kubu 01 itu bekerja keras lagi.

Para relawan Jokowi juga tidak terpengaruh ketika kubu 02 sebagai lawan mengumumkan kepada publik akan mengangkat nama-nama sejumlah anggota koalisi untuk ditempatkan dalam kabinetnya.

Sang petahana tidak menunjukan untuk ikut-ikutan. Koalisi 01 Jokowi tidak terpengaruh. Kerja dan kerja sehingga kalaupun mencul rasa khawatir dalam hati akan kehilangan suara saat memasuki hari pencobloasan dapat dihalau.

Kubu Prabowo sudah mengumbar janji si A hingga si Z akan ditempatkan dalam kabinetnya. Alasannya, penyebutan nama-nama tersebut sebagai langkah penegasan kala kemenangan diraih, maka pembentukan kabinet tak perlu menghadapi kerepotan.

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menyebut penyidik KPK Novel Baswedan dan eks pimpinan KPK Bambang Widjojanto (BW) dipertimbangkan menjadi Jaksa Agung.

Sebelumnya juga disebut nama Komandan Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Presiden PKS, Sohibul Iman, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan, Mantan Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, Sekjen PAN, Eddy Soeparno, Sekjen Partai Demokrat, Hinca Panjaitan, dan Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal.

Wah, keren, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun