Ah, sudahlah. Pilpres 2019 segera memasuki babak final. Hari pencoblosan 17 April 2019 tengah menunggu sebagai hari penentuan hasil kontestasi para pasangan calon Pilpres.
Kini, terpenting, hindari terjebak pada perangkap politik belah bambu. Penulis lebih setuju menggunakan politik ikat bambu.Â
Hal ini penting dicatat. Sebab, "terendus" sudah bahwa dari kelompok tertentu menyiapkan skenario gaduh di negeri tercinta. Mereka adalah kelompok yang merasa tidak puas  terhadap pelaksanaan Pilpres 2019. Meski diakui tidak terlalu sempurna, harus diakui bahwa Pilpres berlangsung demokratis,  berjalan jujur dan adil, langsung, umum, bebas dan rahasia.
Ini bukan informasi 'keleng-kaleng', kata orang Batam.
Politik ikat bambu memang penting agar kita tidak cerai-berai. Jangan dimaknai sebagai 'kaleng-kaleng' lagi.
Kata orang Melayu, kaleng itu adalah barang rongsokan seperti (keleng susu bekas, misalnya) botol plastik yang ketika berada di tengah jalan ditendang anak sepulang dari sekolah. Jadi, politik ikat bambu itu dapat dimaknai sebagai bukan barang kaleng-kaleng lagi, ya!
Salam berbagi
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/03/12/logo-penatajam-5c86fd58c112fe09cf6618e4.jpg?t=o&v=555)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI