Lantas, apa kata M. Quraish Shihab tentang Perang Badar itu?
Dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad saw - dalam sorotan Alquran dan Hadits-Hadits Shahih - disebut, empat belas orang dari pasukan kaum Muslimin gugur sebagai syuhada, enam di antaranya Muhajir dan sisanya - delapan orang - dari kelompok Anshar.
Yang gugur sebagai syahid dikubur oleh Nabi Muhammad saw, di Badar, tanpa dimandikan dan dishalatkan: darah mereka menjadi saksi kebenaran dan kesucian mereka.
Pasukan musrikin yang tewas dalam pertempuran Badar sebanyak tujuh puluh orang, sedangkan tertawan sebanyak itu juga.
Pada perang ini, salah satunya yang tewas adalah Abu Jahal.
Musuh berat Nabi Muhammad saw ini - disebut oleh Ibnu Ishaq - ketika Ibnu Mas'ud hendak memenggal kepalanya, Abu Jahal dengan angkuh berkata; "Engkau telah memanjat satu tempat yang tinggi lagi sulit, wahai pengembala kecil.
Ibnu Mas'ud menginjak leher Abu Jahal sambil menyampaikan tentang kekalahan total kaum musyrikin. Lantas, kepalanya dipenggal dan menyeret kepala Abu Jahal menuju Rasulullah saw. Peristiwa ini mengingatkan firman Allah, yang artinya: Hati-hatilah! Apabila dia tidak berhenti mengganggu Nabi Muhammad SAW, maka pasti Kami akan seret ubun-ubunnya (QS, al-Alaq [96): 15-19).
Kala sampai di hadapan Nabi Muhammad saw, beliau bersabda: "Inilah Firaun umat ini".
**
Menariknya, sekalipun yang tewas musuh Allah dan Rasul-Nya, dari sisi kemanusian tetap diperlakukan secara terhormat. Nabi Muhammad saw memerintahkan mengubur mereka di sebuah sumur tua. Setelah dikubur, Nabi Muhammad saw menyebut beberapa nama yang tewas. Lalu "menanyakan" kepada mereka: "Apakah kalian telah memperoleh apa yang dijanjikan Tuhan kalian dengan hak?
Nabi Muhammad saw menjawab: "Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, kalian tidak lebih mendengar apa yang saya sampaikan daripada mereka, hanya saja mereka tidak mampu menjawabnya. (HR. Ahmad).