Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Pengojek Persoalkan Prabowo Tidak Joget?

17 Februari 2019   22:33 Diperbarui: 17 Februari 2019   23:32 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana nonton bareng debat Pilpres di pos pangkalan ojek jauh lebih asyik daripada di rumah. Minggu malam (17/2/2019) penulis keluar rumah saat acara tersebut berlangsung dengan alasan kepada isteri membeli obat.

Isteri mengiyakan dan setujui. Bahkan ditanyai apakah dompet penulis masih cukup untuk membeli obat.

"Kalau kurang mama tambahin uangnya, nih!"

"Cukup. Di kantong masih ada cepek. Obat mata berapa sih harganya," jawab penulis sambil berjalan meninggalkan rumah.

Berjalan menuju pos pangkalan ojek cukup menguras keringat. Berjalan kaki sekitar 300 meter. Di situ, di ujung persipangan jalan Ceger Raya, Cipayung, Jakjarta Timur, penulis saksikan, ada sekitar 6 orang pengojek tengah duduk teratur menghadap di layar televisi.

Sayang, televisi yang digunakan di hadapan mereka sudah jadul. Jadi, harap maklum, sering terlihat semut alias tidah jelas.

Meski begitu, ada di antara pengojek berusaha keras membetulkan antena tivi luar yang terpasang di atap untuk diletakan pada posisi yang pas. Dengan harapan, paling tidak gambarnya dapat ditangkap dengan baik. Tapi, meski gambar tak sempurna, mereka antusias untuk menyaksikan debat Pilpres tahap kedua.

Antusias nonton debat Pilpres II. Foto | Dokpri
Antusias nonton debat Pilpres II. Foto | Dokpri
"Wah, kita mau swasembada beras," kata seorang pengojek.

"Jadi, ke depan kita tidak impor beras lagi," sahut rekannya ketika depat Pilpres itu dipotong tayangan iklan.

Salah seorang pegojek lain ikut nimbrung, ikut bicara menyikapi pembicaraan rekannya sehingga suasana di pos pangkalan ojek tersebut terlihat ramai meski suasana lalu lintas dan suara bising klakson mobil seolah ikut ambil bagian.

Kalau bendungan banyak yang dibetulkan. Kalau jalan raya banyak yang bagus, hasil pertanian di daerah paling dalam, di desa paling jauh, bakal mudah terjual. Sebab, orang kota bakal nyerbu ke desa. Mereka bakal beli tanah lebar-lebar seperti Pak Prabowo untuk dijadikan lahan pertanian. Nah, kalau begitu, pertanian ke depan bakal maju.

Pernyataan singkat rekannya itu yang menyebut Pak Prabowo punya tanah luas di luar Jawa ditimpali pengojek lainnya. Katanya, Pak Prabowo dari dulu memang sudah orang kaya. Kalau tidak salah, dia dulu orang kesayangan Pak Harto.

Jadi, lanjut dia, sungguh pantas Pak Prabowo punya tanah luas.

Tentang Pak Prabowo punya tanah luas di luar Jawa itu, pada akhir debat diakui oleh Prabowo sendiri.

Tetap serius nonton debat Pilpres II. Foto | Dokpri
Tetap serius nonton debat Pilpres II. Foto | Dokpri
"Tapi, kok sekarang tampilan seperti sudah jadi Presiden. Pakai dasi dan jas. Songkok di kepala. Keren," katanya.

Mendengar ucapan seperti itu, para pengojek yang lain memalingkan muka kepadanya.

"Ini baru debat. Belum dipilih, belum dicoblos. Jokowi nggak pakai dasi, ya tidak ada maksud apa-apa. Ia kan orang sederhana," kata pengojek lainnya.

"Tapi, dari debat ini, apakah Prabowo dilarang joget, ya?"

Lagi-lagi suasana pangkalan ojek kembali ramai. Rupanya pengojek di sini ingat betul bahwa pada debat pertama Pilpres, para pengojek di situ tertarik dengan gaya jogetnya Pak Prabowo.

"Dulu, pake joget segala. Karang, nggak, ya?"

Pada debat Pilpres Minggu malam ini, suasana jalan di kediaman penulis terasa sepi. Bisa jadi, warga setempat bersama anggota keluarganya masing-masing tengah menyaksikan siaran langsung tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun