Alwi Shahab lahir di Jakarta, pada 31 Agustus 1936. Ia menekuni profesinya selama lebih dari 40 tahun. Kariernya dimulai pada 1960 sebagai wartawan pada kantor berita Arabian Press Board di Jakarta.
Namun sejak Agustus 1963 ia bekerja di Kantor Berita Antara. Berbagai liputan digelutinya saat di Antara, mulai dari reporter kota, kepolisian parlemen, sampai bidang ekonomi. Selama sembilan tahun (1969-1978), anak Betawi kelahiran Kwitang, Jakarta Pusat ini, menjadi wartawan Istana.
Sebagai penduduk asli Jakarta kelahiran Kwitang, Alwi mengenal baik setiap sudut kota Jakarta. Ia tidak pernah kehabisan bahan cerita lantaran materinya cukup lengkap mulai semasa penjajahan Belanda hingga Kemerdekaan. Ia dapat menggambarkannya dengan bagus melalui tulisannya di rubrik Betawi.
Alwi Shahab, seperti diceritakan Tirto, sering menjumpai sumber berita dan meneliti berbagai bahan berita untuk menjaga keobyektifitasan tulisannya. Dan memang demikian kegigihan Alwi dalam menggali tulisan agar terasa komprehensif.
Banyak kisah bertema Batavia ditulisnya dalam sebuah buku berjudul Hukum Pancung di Batavia terbitan tahun 2007. Juga buku terbitan tahun 2007 berjudul Ciliwung: Venesia dari Timur, di tahun yang sama Alwi kembali menerbitkan Kasino Bernama Kepulauan Seribu.
Kisah Betawi yang ditulis Alwi Shahab hingga kini masih dinantikan. Tapi apa boleh buat, ia kini terbaring sakit. Dan, di ruang tamu, penulis menyaksikan beberapa penghargaan di pajang di dinding. Tak berapa lama, beberapa buku diperlihatkan isterinya kepada penulis. Ketika penulis pamit, kembali terdengar suara Alwi dari kamar memanggil isterinya.
"Yam... iyam.. yam," hati penulis tergetar dan berupaya menahan tangis mendengar suaranya.
"Cepat sembuhlah Alwi," kataku sambil berdoa dalam hati. Â Â Â