Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Tiket dan Bagasi Pesawat Mahal Masih Jadi Buah Bibir

1 Februari 2019   07:57 Diperbarui: 1 Februari 2019   13:31 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiket dan Bagasi Jadi Buah Bibir. Foto | Dokpri

Tidak perlu takut tiket mahal. Juga nggak perlu ribut bahwa bagasi berlebih harus bayar. Solusi bagi kita, sudah tersedia. Tidak juga perlu ditangisi kalau bayar bagasi lebih menjadi mahal, toh kalau manajemen perjalanan diperhatikan, maka memaki maskapai penerbangan dapat dihindari. Indahkan aturan yang berlaku. Titik.

"Pakai prinsip seperti Gus Dur, gitu aja kok repot,"  kata seorang ibu rumah tangga yang selalu setia mengunjungi cucuknya di Batam.

Si ibu, sebut saja namanya Sulistyowati, dalam suatu kesempatan, bercerita kepada suaminya. Kalau tiket mahal Jakarta -- Batam (PP), solusinya tersedia. Pakai  saja penerbangan tujuan Singapura. Toh, jarak dari Singapura ke Batam atau sebaliknya dapat ditempuh tidak terlalu lama.

"Cuma 20 menit, perjalanan lewat laut. Mudah, kan?"

Sang suami hanya bisa manggut. Tak kuasa memberi perlawanan.Tidak berani menyebut bahwa menggunakan penerbangan nasional adalah bagian dari nasionalisme.  Apa lagi saling bantah dengan argumentasi menggunakan urat leher kencang. Pokoknya, mengiyakan pendapat istrinya lantaran alasan yang disampaikan rasional dan terpenting tiket dapat terbeli dengan harga terjangkau.

Maklum, kalau tengah 'ngebet' rindu dengan cucu, siapa pun tak dapat yang menghalangi.

Soal bagasi, ia melanjutkan, kalau memang melebihi batas kapasitas yang ditentukan harus bayar, ya bayar saja. Kalau tidak mau, lain kali jangan membawa barang atau ketentuan yang sudah melebihi seperti dijelaskan manajemen maskapai bersangkutan.

"Kita prihatin, gegara bawa barang lebih dan tak mau bayar, lalu petugas dimarahi. Apa lagi dicaci maki. Wuih, ngumpulin dosa saja. Dosa itu, bang!" kata Ibu yang bermukim di pinggiran kota Jakarta ini.

**

Pendapat Sulistyowati ini sungguh sederhana. Malah ia menganjurkan kepada anak dan mantunya di Batam kalau ke Jakarta tidak perlu membawa barang berlebihan. Toh, barang yang ada di sana juga mudah dibeli di Jakarta.

Kalau hanya pakaian ganti, juga tersedia di rumah. Untuk apa harus repot. Apa lagi memaksa diri membawa oleh-oleh, tidak membawa pun orang tua tak bakal menangis.

Maskapai penerbangan domistik sudah menurunkan harga tiket. Dan, ia berpendapat, sungguh wajar kalau kemudian memberlakukan bagasi berbayar jika melampaui kapasitas yang sudah ditentukan.

Kalau ibu rumah tangga ini sudah punya solusi mengatasi harga tiket mahal dan kewajiban membayar bagasi berlebih, lalu bagaimana dengan penumpang lain, tujuan perbangan ke kota-kota yang berbeda? Ini persoalan yang harus dicarikan solusinya. Dan, itu tidak mudah.

Coba perhatikan cerita ibu ini. Kala ia bertugas membantu jemaah haji, disaksikan kebiasaan bahwa jemaah haji kembali ke Tanah Air membawa barang berlebihan.

Maskapai Garuda dan Arab Saudi menolak membawa barang penumpang yang melampaui batas ketentuan dan jika itu terjadi, maka barangnya tidak akan diangkut.

Sebelum pulang ke Tanah Air, memang jamaah haji melakukan penimbangan koper terlebih dahulu. Ada ketentuan yang harus dipatuhi, berat maksimal koper 32 kilogram (kg).

Persyaratan ini memang jauh hari sudah disosialisasikan kepada para jamaah,  namun dalam praktek, ada saja yang membawa barang melebihi sehingga barangnya tidak dapat diangkut. Karena posisi sudah di Bandara, akhirnya barang tidak dapat dititipkan kepada biro jasa. Ujungnya, barang itu menjadi barang tercecer alias barcer.

Jika dikumpulkan, dari pendataan petugas, jumlahnya mencapai di atas 3 ton. Kejadian ini terus berulang setiap tahun. Sayang, kan? Tidak ada toleransi bagi penumpang yang membawa barang berlebihan.

**

Maskapai Citilink mengumumkan akan mengenakan bagasi berbayar kepada rute penumpang rute domestiknya pada 8 Februari 2019. Pengenaan bagasi berbayar ini sebelumnya juga dilakukan Lion dan Wing Air.

Pada penerbangan sebelumnya, Citilink menggaratiskan biaya bagasi sebanyak 20 kilogram bagi penumpang rute domestiknya. Maskapai ini, seperti disebut Direktur Niaga Citilink Indonesia Benny Rustanto di Jakarta, Senin (28/1/2019), tidak akan menurunkan jumlah penumpang.  

Terkait soal bagasi berbayar itu, Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Perhubungan menunda kebijakan sejumlah maskapai berbiaya rendah menghapus layanan bagasi gratis bagi para penumpang rute domestiknya.

Alasan yang mencuat dari gedung perwakilan rakyat itu adalah pertimbangan akan kemampuan masyarakat dan kelangsungan industri penerbangan nasional.

 "Komisi V DPR RI mendesak Kementerian Perhubungan cq Ditjen Perhubungan Udara untuk menunda pemberlakuan kebijakan bagasi berbayar hingga selesainya kajian ulang terhadap kebijakan tersebut dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat dan kelangsungan industri penerbangan nasional," ujar Wakil Ketua Komisi V Sigit Susiantomo.

Nah, karena permintaan dewan itu hanya menunda, boleh jadi imbauan tersebut tak dipenuhi. Pasalnya, kajian pemberlakukan bagasi berbayar itu sudah lama dilakukan pihak otoritas perhubungan.

Hanya saja, bagi penumpang yang perlu mendapat perhatian, adalah sosialisasinya harus tetap berjalan.  Termasuk harga barang yang harus dibayar per kg sesuai jarak tempuh. Dengan cara itu diharapkan publik dapat menerima dengan lapang dada. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun