Ingin melihat para orang tua berusia lanjut atau lansia bertingkah seperti bocah duduk di kelas taman kanak-kanak? Anda bisa menyaksikannya dengan mendatangi kantor sekretariat RW di sejumlah wilayah Jakarta.
Juga, tentunya urusan gosip dan rumput tetangga masih hijau. Disini tak ada isu politik dan gosip dibahas meski di tahun politik. Pokoknya, di kantor sekretariat RW itu mereka tertawa, bernyanyi dan membaca beberapa kalimat doa sebagai penguat silaturahmi antarsesama. Urusan sinetron yang sering disaksikan di layar televisi di kediamannya dan jadi pembahasan serius keseharian, kini dilupakan.
Tak banyak celoteh seperti kebanyakan pada acara resmi, penuh seremonial, atau bagai ajang lomba pidato. Para ibu yang sudah menerima bingkisan kue dalam kotak plastik, lalu duduk di atas tikar bersama. Terlihat akur. Tidak seperti pemandangan elit politik yang berdebat di layar kaca.
Dengan dipandu seorang ibu di depan mereka, lalu para lansia itu bernyanyi dengan lagu jadul alias jaman dulu amat. Ya, sesuai zaman old yang di telinga mereka terasa jauh lebih baik daripada lagu zaman now. Tapi, kedengaran di telinga penulis, lagunya memang masih enak didengar karena sarat nasihat.
Penulis mendengar dari seorang kader, Ibu Wati, bahwa kegiatan pemeriksaan kesehatan secara gratis di berbagai RW Jakarta juga dilakukan dengan dukungan dokter Puskesmas setempat. Hanya saja untuk RW 01 Ceger ini memiiki kelebihan, yaitu acaranya berasal dari inisiatif warga. Kadernya lebih aktif hingga berbagai kegiatan penyadaran pentingnya akan kesehatan itu jauh lebih bagus. Karenanya, penilaian akreditasi Puskesmas setempat pun menyertakan kader di RW tersebut.
Lansia, menurut pandangan penulis, adalah manusia-manusia yang harus dihormati. Jangan pandang mereka tidak produktif lagi. Coba perhatikan pada tahun politik ini, banyak elit politik melakukan pendekatan kepada kiai sepuh untuk memperoleh dukungan. Tapi, terpenting adalah doanya yang diyakini politisi sangat manjur.
Sungguh menggembirakan, ungkap Yanto, bahwa pada acara pemeriksaan gratis bagi lansia bebas dari intervensi kepentingan politik. Ini murni dari warga untuk warga. Ada sih politisi ingin nimbrung untuk menarik simpati, tetapi hal itu bisa dihindari. Sehingga, kekebasan memilih calon legislatif dan presiden dapat dijaga netralitasnya.
Di Malaysia saja, orang berusia lanjut atau tua, sudah pensiun, mendapat kedudukan terhormat. Mereka disebut usia emas. Bukan seperti di Indonesia ada yang menyebutnya sebagai orang jompo. Lalu, ditelantarkan di panti asuhan jompo karena kejompoannya. Bukankah kasus penelantaran lansia di panti asuhan pernah terjadi?
Sebagai rasa hormat pemerintah Malaysia kepada orang berusia emas itu, dalam setiap bulan diberikan santunan 400 ringgit.
Patut direnungkan, adakah di elit politik punya perhatian untuk memperjuangkan nasib orang berusia emas seperti itu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H