Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kita Baru Bisa Gembirakan Lansia, Malaysia Beri Santunan untuk Usia Emas

16 Januari 2019   12:21 Diperbarui: 16 Januari 2019   12:56 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para lansia, kaum ibu,diajak bergembira. Foto | Dokpri

Ingin melihat para orang tua berusia lanjut atau lansia bertingkah seperti bocah duduk di kelas taman kanak-kanak? Anda bisa menyaksikannya dengan mendatangi kantor sekretariat RW di sejumlah wilayah Jakarta.

Bernyanyi dan bergembira juga bagian dari upaya menjaga kesehatan.(Dokpri)
Bernyanyi dan bergembira juga bagian dari upaya menjaga kesehatan.(Dokpri)
Seperti yang berlangsung di RW 001 Ceger, Cipayung, Jakarta Timur, pada Rabu (16/1/2019) saat tengah berlangsung pemeriksaan kesehatan secara gratis, para lansia, khususnya kaum ibu -- ada sih yang masih muda dan bahenol kalau diamati jeli -- bertingkah seperti bocah TK bernyanyi riang seolah melupakan kesibukan di dapur dan urusan rumah tangga.

Juga, tentunya urusan gosip dan rumput tetangga masih hijau. Disini tak ada isu politik dan gosip dibahas meski di tahun politik. Pokoknya, di kantor sekretariat RW itu mereka tertawa, bernyanyi dan membaca beberapa kalimat doa sebagai penguat silaturahmi antarsesama. Urusan sinetron yang sering disaksikan di layar televisi di kediamannya dan jadi pembahasan serius keseharian, kini dilupakan.

Ikut antre teratur (Dokpri)
Ikut antre teratur (Dokpri)
Usai diperiksa tekanan darah oleh seorang petugas medis dan diawasi seorang dokter, para ibu dikumpulkan di sisi kantor sekretariat RW tersebut. Lalu mereka diarahkan duduk bersama. Seorang perempuan cantik memimpin jalannya perhelatan tersebut.

Tak banyak celoteh seperti kebanyakan pada acara resmi, penuh seremonial, atau bagai ajang lomba pidato. Para ibu yang sudah menerima bingkisan kue dalam kotak plastik, lalu duduk di atas tikar bersama. Terlihat akur. Tidak seperti pemandangan elit politik yang berdebat di layar kaca.

Dengan dipandu seorang ibu di depan mereka, lalu para lansia itu bernyanyi dengan lagu jadul alias jaman dulu amat. Ya, sesuai zaman old yang di telinga mereka terasa jauh lebih baik daripada lagu zaman now. Tapi, kedengaran di telinga penulis, lagunya memang masih enak didengar karena sarat nasihat.

Periksa tekanan darah (Dokpri)
Periksa tekanan darah (Dokpri)
Hanya saja lagu itu tak lagi sesuai dengan fisik dan suara pembawa lagunya. Sebab, dinyanyikan bersama suara penyanyinya tak padu lagi. Untung Dul Sumbang atau Iwan Fals tak mendengarnya. Sebab, kedua penyanyi itu meski dipanggil sumbang dan fales masih jauh lebih baik. Ya, harap maklumlah, mereka adalah lansia.

Penulis mendengar dari seorang kader, Ibu Wati, bahwa kegiatan pemeriksaan kesehatan secara gratis di berbagai RW Jakarta juga dilakukan dengan dukungan dokter Puskesmas setempat. Hanya saja untuk RW 01 Ceger ini memiiki kelebihan, yaitu acaranya berasal dari inisiatif warga. Kadernya lebih aktif hingga berbagai kegiatan penyadaran pentingnya akan kesehatan itu jauh lebih bagus. Karenanya, penilaian akreditasi Puskesmas setempat pun menyertakan kader di RW tersebut.

Dafar dan didata (Dokpri)
Dafar dan didata (Dokpri)
Ini adalah kegiatan yang sangat positif agar lansia kesehatannya terpelihara secara berkelanjutan. Pihak Puskesmas Ceger menjadwalkan pemeriksaan gratis itu berlangsung sebulan sekali, ungkap Ketua RW 01 Ceger, Yanto Sudarto, yang hadir pada acara tersebut.

Lansia, menurut pandangan penulis, adalah manusia-manusia yang harus dihormati. Jangan pandang mereka tidak produktif lagi. Coba perhatikan pada tahun politik ini, banyak elit politik melakukan pendekatan kepada kiai sepuh untuk memperoleh dukungan. Tapi, terpenting adalah doanya yang diyakini politisi sangat manjur.

Sungguh menggembirakan, ungkap Yanto, bahwa pada acara pemeriksaan gratis bagi lansia bebas dari intervensi kepentingan politik. Ini murni dari warga untuk warga. Ada sih politisi ingin nimbrung untuk menarik simpati, tetapi hal itu bisa dihindari. Sehingga, kekebasan memilih calon legislatif dan presiden dapat dijaga netralitasnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun