Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Suara Akar Rumput Pilpres 2019 di Pahang

14 Januari 2019   11:34 Diperbarui: 14 Januari 2019   11:42 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Nas, sopir taksi di Pahang yang mengantar penulis. Ia selalu ikuti dinamika politik di Tanah Air. Foto | Dokpri

Memprediksi siapa yang bakal keluar sebagai pemenang dalam Pilpres 2019, umumnya perhitungan mereka yang unggul adalah pasangan nomor satu. Tapi itu disertai catatan, yaitu tidak mustahil bisa berubah kalau pasangan nomor dua tidak membuat kesalahan berulang yang kemudian disusul dengan permintaan maaf.

Permintaan maaf tidak selalu terdengar warga akar rumput karena rakyat di Indonesia belum seluruhnya melek media massa. Internet di Tanah Air tidak sebaik di Malaysia jaringannya. Siaran televisi berbayar juga tidak sebagus di sini.

Lagi pula, kata seorang peminum kopi di sebuah kedia, permintaan maaf itu belum tentu dapat pemaafan.

"Tak lah, rakyat menyatakan permintaan maafnya diterime," ucapnya.

Pernyataan apa saja yang ia pernah dengar dari elit politik dimaksud?  Tak diterangkan secara jelas. Tapi, si peminum kopi itu memandang, perang kata-kata dalam Pilpres di Indonesia sudah mengarah kepada tahap "panas".  Suasana tambah menjadi panas karena dibumbui dengan berita bohong (hoax). Di sisi lain polisi terlihat disibukan dengan penanganan kasus ini.

Kubu Prabowo hingga, di negeri ini, dianggap gemar mengeluarkan pernyataan mengejutkan dan kadang menakutkan. Mulai Indonesia bubar,  soal tokang ojek dan teranyar adalah mundur dari Pilpres.

Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso -- seperti dikutip dari Kompas.com, -- menyampaikan, Prabowo Subianto akan mengundurkan diri jika terdapat potensi kecurangan dalam Pilpres 2019.

Wiuh, Pilpres belum berlangsung sudah disebut-sebut ada kecurangan. Atau itu merupakan pernyataan sebagai antisipasi jika kubu itu kalah lalu tinggal menyebut ada kecurangan guna menutupi rasa malu.

Lepas dari hal itu semua, kita berharap, sejatinya Pilpres 2018 harus berlangsung dalam suasana Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia (Luber).

Pemilihan umum di Indonesia telah diadakan sebanyak 11 kali yaitu pada tahun 1955, 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, 1997, 1999, 2004, 2009 dan 2014. Bersamaan dengan Pilpres 2019 juga dilakukan pemilihan anggota legislatif secara serentak.

Dan sekedar mengingatkan, Pilpres dan pemilihan legisltif itu sayogianya  juga harus berlangsung dengan mengedepankan asas  "Jurdil" yaitu jurur dan adil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun