Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagi BPJS, Ini Kisah Teranyar untuk Peningkatan Pelayanan

2 Desember 2018   05:13 Diperbarui: 2 Desember 2018   05:50 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tepat pukul 06.15, Achmad - pegawai RSUD Cibinong, Jawa Barat - dengan dibantu seorang pegawai honorer membuka pintu masuk dan membagikan nomor antrean secara bergiliran. 

Dengan mengenakan layaknya pegawai Pemda, Achmad yang berpenampilan necis itu juga membantu memberi penjelasan kepada para pendaftar tentang prosedur layanan di rumah sakit setempat.

Saat antrean berlangsung di loket  seorang petugas memberikan penjelasan kepada para pengunjung. Petugas berperawakan usia 30 tahunan itu mengingatkan agar setiap pasien melengkapi dokumen, seperti foto copy kartu BPJS, kartu tanda penduduk atau KTP, surat rujukan dari Puskesmas.

"Mengantre harus sabar. Yang antre di sini bukan dari Cibinong saja, juga berasal dari Sukabumi dan daerah Jawa Barat lainnya," kata si pemuda itu dengan menggunakan pengeras suara.

"Untuk lansia, antrean di layani terpisah," ia menambahkan penjelasannya.

Petugas membantu pasien di loket antrean. Foto | Dokpri
Petugas membantu pasien di loket antrean. Foto | Dokpri
Loh, ngantre kok ngesot?

Di lain kesempatan, penulis kembali mendatangi RS Cibinong. Ada yang unik. Para pasien begitu sampai langsung duduk di tepi lorong jalan rumah sakit. Seperti biasa, mereka yang berobat itu sudah tiba sebelum azan Subuh berkumandang. Meski kebanyakan bermukim jauh dari rumah sakit, tetap saja diupayakan datang menggunakan ojek, kendaraan sewa dan pribadi.

Begitu tiba di halaman parkir, ada di antaranya cepat bergegas ke masjid terdekat untuk melaksanakan shalat dahulu. Setelah itu, mereka mengambil posisi duduk di tepi lorong jalan rumah sakit. Lantas, disusul para pasien lainnya duduk di tempat yang sama di sisi kiri.

Penulis ikut dalam barisan ini. Duduk, lalu ngesot ke arah kanan perlahan di susul lainnya dengan gerakan serupa. Tentu, acara ini diisi sambil ngobrol dengan orang yang berada di sebalah kanan dan kiri.

Sebagai pasien baru, cara antre berobat seperti ini rasanya rada asing. Di beberapa rumah sakit, pasien BPJS antre duduk setelah mendapat karcis dari petugas. 

Di sini, antrean pasien ada dua macam: pertama untuk mendapatkan nomor antre berobat, kedua setelah mendapat nomor antre berobat barulah ikut antre pendaftaran ke dokter yang dituju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun