Satu jam sebelum azan subuh, aktivitas antrean sudah terlihat di pintu. Cara antreannya pun terlihat rada 'asing'.Â
Para pengantre berinisiatif, mulai pukul 04.00 WIB sudah meletakan helm di lantai sebagai tanda pemiliknya mengantre, kemudian disusul pengantri berikutnya.
Benda atau barang yang diletakan di lantai sebagai antrean bisa macam-macam, helm, topi, map, botol minuman, dan tas. Saat pintu gerbang rumah sakit hendak dibuka satpam, para pengantre berinisiatif berbaris teratur sesuai dengan benda yang diletakan pemiliknya masing-masing.
Antrean nomor berobat pada pagi itu sedikit berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Suasana sedikit hangat.Â
Pengantre seolah mendapat tambahan hiburan di pagi hari yang cerah itu. Seorang wanita berambut panjang mengenakan pakaian dinas rumah sakit tersebut tampil agak beda pula.
Ia tanpa ikut antre, ujug-ujug sudah berada di barisan terdepan menjelang pintu gerbang dibuka. Persis tak jauh dari pemuda kumel yang menanti pintu dibuka sejak malam untuk mendapatkan nomor berobat.
Ia menyebut ada calo nomor ikut antrean di situ. Lantas, ocehan wanita centil itu ditimpali pengantre di barisan belakang. Katanya, siapa lagi kalau maling teriak maling.
Tentu saja si wanita berpakaian dinas tersebut terlihat tersinggung. Ia pun menunjuk-nunjuk wanita di barisan tengah untuk menghadap dirinya jika nanti sudah di dalam. Ucapan si wanita tadi ditimpali pengantri lain.
"Seperti polisi saja. Nanti ikut saya juga, ya!"
"Horeee,"sambut para pengantre serempak.