Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagi BPJS, Ini Kisah Teranyar untuk Peningkatan Pelayanan

2 Desember 2018   05:13 Diperbarui: 2 Desember 2018   05:50 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jenal M Sambas, Asisten Deputi Bidang Pengelolaan Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan ketika bicara di hadapan para kompasianer di Green Pramuka, Jakarta, belum lama ini. Foto | Dokpri

Satu jam sebelum azan subuh, aktivitas antrean sudah terlihat di pintu. Cara antreannya pun terlihat rada 'asing'. 

Para pengantre berinisiatif, mulai pukul 04.00 WIB sudah meletakan helm di lantai sebagai tanda pemiliknya mengantre, kemudian disusul pengantri berikutnya.

Benda atau barang yang diletakan di lantai sebagai antrean bisa macam-macam, helm, topi, map, botol minuman, dan tas. Saat pintu gerbang rumah sakit hendak dibuka satpam, para pengantre berinisiatif berbaris teratur sesuai dengan benda yang diletakan pemiliknya masing-masing.

Antrean nomor berobat pada pagi itu sedikit berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Suasana sedikit hangat. 

Pengantre seolah mendapat tambahan hiburan di pagi hari yang cerah itu. Seorang wanita berambut panjang mengenakan pakaian dinas rumah sakit tersebut tampil agak beda pula.

Ia tanpa ikut antre, ujug-ujug sudah berada di barisan terdepan menjelang pintu gerbang dibuka. Persis tak jauh dari pemuda kumel yang menanti pintu dibuka sejak malam untuk mendapatkan nomor berobat.

Suasana antrean di loket. Foto | Dokpri
Suasana antrean di loket. Foto | Dokpri
Sesama pengantre bisik-bisik tentang perilaku berambut panjang gemuk dan sedikit centil itu. Merasa kurang enak, lantas wanita tadi berceloteh sendiri bahwa dirinya adalah karyawan setempat. 

Ia menyebut ada calo nomor ikut antrean di situ. Lantas, ocehan wanita centil itu ditimpali pengantre di barisan belakang. Katanya, siapa lagi kalau maling teriak maling.

Tentu saja si wanita berpakaian dinas tersebut terlihat tersinggung. Ia pun menunjuk-nunjuk wanita di barisan tengah untuk menghadap dirinya jika nanti sudah di dalam. Ucapan si wanita tadi ditimpali pengantri lain.

"Seperti polisi saja. Nanti ikut saya juga, ya!"

"Horeee,"sambut para pengantre serempak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun