Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ihram, Wujud Kesetaraan Manusia

16 Desember 2018   22:35 Diperbarui: 17 Desember 2018   03:47 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Begini setelah bahu kanan dibuka

Senyatanya, meski telah mendapat pembekalan cara mengenakan pakaian ihram (saat manasik haji) tapi tetap saja seseorang merasa belum pas mengenakan pakaian ihram. Mengapa? Karena mereka tak terbiasa mengenakan pakaian (selembar kain) berwarna putih dan tanpa jahitan di kawasan berudara panas gurun pasir Arab Saudi.

Penulis pernah menyaksikan serombongan jamaah haji dari Tanah Air, dengan mengambil miqat (tempat dan waktu pelaksanaan umroh/haji), terlihat di Bandara King Abdul Aziz, ada beberapa calon jemaah merasa belum sempurna pakaian ihram yang dikenakan.

Seorang jemaah yang baru tiba, bertanya-tanya kepada rekan sekitarnya di kamar kecil Bandara. Katanya, apakah pakaian ihram yang dikenakannya itu sudah benar. Rekan lainnya bertanya kepada rekan di sebelahnya, apakah sudah pas, atau belum. 

Panduan singkat mengenakan pakaian Ihram

Tata cara memakai kain ihram. Foto | Bimbingan Islam
Tata cara memakai kain ihram. Foto | Bimbingan Islam
Memakai kain ihram
Memakai kain ihram
Tata cara memakai ihram
Tata cara memakai ihram
Pakaian ihram tak dijahit dan berwarna putih. Cara mengenakannya hanya dililitkan saja. Mengenakan pakaian ini ikut menentukan sah dan tidaknya dalam ibadah haji dan umrah. Karena itu perhatikan gambar di atas, sebagai panduan cara mengenakannya.

Dalam ibadah haji dan umrah, baik lelaki maupun perempuan, wajib hukumnya menutup aurat. 

Kaum lelaki, ketika mengenakan ihram yang bersangkutan tak boleh memakai pakaian berjahit. Antara lain seperti celana atau pun dua sisi belahan kain yang dipertemukan dengan jahitan.

Bagi kaum perempuan, wajib mengenakan pakaian putih tanpa penutup muka dan telapak tangan. Namun diperbolehkan menggunakan pakaian berjahit dan perhiasan emas.

Dasar larangan mengenakan pakaian berjahit bagi lelaki ketika mengenakan ihram adalah hadits Nabi yang diterima ibnu Umar.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda,"Tidak boleh orang yang sedang ihram memakai kemeja, sorban, kopiah, celana dan pakaian yang dicelup dengan wangi-wangian." Ihram merupakan niat untuk melaksanakan haji dan/umroh.

Ihram dilakukan dengan melafazkan niat. Secara umum niat itu dapat berupa bahwa ia telah berniat melaksanakan ibadah haji, dan untuk itu pula berihram dengan ikhlas karena Allah semata. Calon jemaah haji yang sudah mengenakan ihram dikenai larangan sampai yang bersangkutan melakukan tahallul (potong rambut) usai tawaf dan sa'i.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun