Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ikan dan Air, Gambaran Kehadiran Agama dan Budaya

2 Desember 2018   10:58 Diperbarui: 2 Desember 2018   10:58 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Budaya etnis Betawi dan akulturasi budayanya. Foto | Dokpri

Belum lama ini penulis menyaksikan pertunjukan wayang golek. Sang dalang, ketika membawakan cerita, menyelipkan pesan-pesan berupa nasihat. Esensinya dari pesan itu mengajak penonton untuk menyikapi persoalan yang terjadi di tengah masyarakat dengan sikap bijaksana. Dengan cara itu, sang dalang dengan segala kepiawaiannya, ketegangan yang terjadi di masyarakat dapat diminimalisir.

Di kesempatan lain, penulis menyaksikan pertunjukan lenong di Kampung Cikuda. Di sini, para pemain kesenian khas Betawi itu mampu mengocak perut penonton dengan jenaka. Kadang, dengan banyolannya yang khas, terselip pesan-pesan agar penonton tidak terjebak kepada perbuatan negatif.

Biasanya, dalam pertunjukan lenong, di antara pemain sudah saling paham humor-humor yang harus disampaikan. Penonton dibawa untuk menertawakan dirinya sendiri terhadap fenomena yang tengah terjadi di masyarakat.

Maka, tidak berlebihan jika ada yang mengatakan bahwa seniman punya peran strategis. Bahkan perannya sangat penting sebagai penyuluh agama.  Jadi,  seniman juga seorang komunikator yang handal dalam menyampaikan pesan moral dan etika kepada umat, sehingga ajaran agama membumi dan menjadi panduan praktis bagi umat manusia.  

Dalam Agama Hindu, seniman disamping menguasai gerak tari, tembang, dan atribut seni sakral lainnya, ia juga sebagai penafsir ajaran agama agar senantiasa relevan dengan situasi dan lingkungan yang berubah dengan cepat.

Menyadari peran seniman juga sebagai komunikator yang handal dalam menyampaikan pesan moral dan etika kepada umat, maka ia dituntut selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya mengingat perubahan lingkungan sekitar demikian cepat.

Indonesia sangat khas

"Indonesia sangat khas. Indonesia sangat kaya dengan berbagai ragam budaya. Indonesia juga sangat agamis. Antara nilai agama dan budaya tidak bisa dipisahkan dalam konteks Indonesia," ungkap Menag Lukman Hakim Saefuddin.

Sayangnya,  belakangan ada kasus "benturan" budaya dan agama;  sesuatu yang tidak terjadi sebelumnya. Budaya yang mengandung nilai spiritualitas dan agama yang membutuhkan budaya sebagai ruang aktualisasi, tiba-tiba seperti berhadapan antara satu dengan yang lain. Karena itu perlu disikapi agar keindonesiaan kita bisa terjaga.

Kita patut gembira bahwa dewasa ini para seniman ikut memberi kontribusi dalam memajukan pesan-pesan moral melalui kesenian gambus dan musik lainnya. Masih banyak kesenian lain seperti di Bali diangkat ke publik untuk menangkal budaya tidak senonoh dari Barat.

Sejatinya, pemerintah perlu mendorong kesenian untuk meningkatkan pemahaman umat terhadap agamanya masing-masing. Ruang berkesenian tidak cukup dengan menghadirkan gedung kesenian, tetapi juga memberi ruang bagi seniman untuk mendukung penyampaian pesan keagamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun