Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cucuku Pintar Nyanyi, "Hap lalu Ditangkap"

15 Oktober 2018   10:04 Diperbarui: 17 Oktober 2018   11:21 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Al Fatih (tengah, bawah, angkat dua jempo) bersama teman-teman. Kini sudah pandai bicara dan bernyanyi.Foto | Dokpri.

Misalnya, Al Fatih tidak bisa menyebut huruf P, Q dan K dan lainnya. Dari huruf yang tidak bisa disebut itu lalu guru terapi bicara melatih berulang-ulang kata-kata dengan huruf yang tak dikuasainya. Misalnya kata Apel, kata Kuku dan sebagainya. Lambat laun Al Fatih percaya diri jika menyebut kata-kata dengan huruf yang awalnya tak dikuasai.

Awalnya, ketika mau bicara suaranya lambat. Ia tidak dapat fokus untuk bicara kepada lawan bicaranya. Tapi ketika ada kata-kata yang dikuasainya, suaranya agak keras dan meninggi. Sekarang, ia sudah mampu berkomunikasi dengan rekan-rekannya di sekolah. Untuk menunjukan ia mampu bicara kepada eyangnya, melalui telepon genggam, dibawakan lagi berjudul Cicak di Dinding.

Bagi penulis, sungguh sangat disayangkan Al Fatih baru pandai bernyanyi dengan judul Cicak di Dinding. Mengapa bukan lagu anak-anak dengan judul Potong Bebek yang belakangan ini lagi 'hit'. Bisa juga lagu perjuangan Maju Tak Gentar (tergantung yang bayar). Mengapa pula tidak lagu berjudul Berita Kepada Kawan yang dibawakan Ebit G Ade yang pada akhir lirik lagu itu diakhir dengan kalimat  coba kita bertanya kepada rumput yang bergoyang. Mengapa juga tidak lagu dangdut Terajana yang banyak dibawakan om-om dan tante genit.

Mengapa harus Cicak di Dinding?

Pertanyaan itulah yang selalu terlintas dalam pikiran penulis. Apalagi suara Al Fatih nyaring sekali  ketika menyebut lirik lagunya pada kalimat  hap, lalu ditangkap. Siapa yang ditangkap, Fatih? Koruptorkah? Penyebar berita hoaks, atau artis pemakai narkoba? Entahlah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun