Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ratna "Kuat" Sarumpaet dan Dongeng Lenong Betawi

5 Oktober 2018   22:05 Diperbarui: 6 Oktober 2018   05:03 1369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tak boleh bohong. Foto | WA IHI

Siapa yang tak terkecoh dengan tampilannya. Apa lagi sekarang, katanya makin cantik setelah operasi pelastik. Tapi banyak orang kecele. Apa lagi belakangan ini Ratna dalam berkata dan tindakannya bagai bumi dan langit. Ucapan setinggi langit tapi tidak pernah membumi. Sering memberi kritik tapi tak pernah memberi jalan keluar.

Ah, sudahlah. Terpenting, sekarang perkaranya terkuak. Itu sudah menjadi ranah kepolisian. Ia mengakui telah berbuat bohong dan meminta maaf. Tapi, seperti dikatakannya sendiri, seorang pembohong akan melakukan kebohongan lagi ke depan. Kebohongan sudah dianggap sebagai kebiasaan. Karenanya, perlu dicari kebohonan apa lagi yang pernah dilakukan Mbak Ratna. Apakah sudah meminta maaf. Belum terdengar dimintai maafnya. Boleh jadi karena perbuatan bohong-bohong sebelumnya tidak terungkap.

Foto | WA IHI
Foto | WA IHI
Ah, sudahlah. Tak baik mengungkap kekurangan orang yang sudah mengakui perbuatan kebohongannya. Yang penting perkaranya harus dikawal. Polisi berkewajiban transparan dalam mengungkap perkaranya selama dalam proses hukum. Jangan sampai ada 'pelintiran', 'gorengan', 'masuk angin' dan kemungkinan jadi 'bumerang'. Maklum, lagi-lagi, karena yang dihadapi adalah perempuan 'kuat'.

**

Jika saja kisah Mbak Ratna Sarumpaet itu diangkat dalam kesenian lenong, yaitu sebuah sandiwara tradisionl Betawi, tentu akan lebih menarik dari kejadian sesungguhnya. Alasannya, orang yang tampil garang dapat diubah dengan pembawaan kalem, ramah dan kocak dengan sorot mata beringas. Politisi buas pun keder, ngeri.

Dalam suatu acara di layar kaca, Ratna yang sudah ketahuan "belangnya" pernah berucap: Kebohongan disampaikan terus-menerus, berulang-ulang dianggap sebagai hal biasa yang berpotensi menjadi sebuah kebenaran". Itu kata seorang pembohong yang belakangan mengakui kebohongannya.

Pada pementasan lenong, seseorang yang bicaranya berapi-api sambil berbohong di berbagai kesempatan juga dapat diubah. Ia pun dapat dipaksa tidak nyinyir lagi, tapi tampil dengan celoteh penuh petuah. Ia bisa tampil keren dengan sisik tembakau di mulut seperti ketika seorang nenek tengah makan sirih. Ia bisa membawakan peran seorang ustazah. Hal ini sejalan dengan kesenian ini yang diiringi musik gambang kromong dengan alat-alat musik seperti gambang, kromong, gong, kendang, kempor, suling, dan kecrekan.

Tak boleh bohong. Foto | WA IHI
Tak boleh bohong. Foto | WA IHI
Tapi, kita pun memaklumi. Ia tentu tidak dapat dipaksakan tampil penuh dengan musik ini. Pasalnya, lenong kadang menyertakan musik unsur Tionghoa seperti tehyan, kongahyang, dan sukong. Sementara Mbak Ratna lebih menyukai musik pop, dangdut dan musik tortor. Maka, perlu dicarikan solusinya.

Apa solusinya?

Ya, mengombinasikan musik khas Betawi itu dengan musik tortor, dangdut dan pop. Hal ini sejalan dengan zaman modern. Anak zaman now dijamin akan lebih tertarik. Mengingat lagi skenario lenong umumnya mengandung pesan moral. Di antaranya menolong yang lemah, membenci kerakusan dan perbuatan tercela. Bahasa yang digunakan dalam lenong adalah bahasa dialek Betawi. Cocok untuk dilakoni oleh para badut.

Kita pun kini menyadari bahwa kesenian lenong sudah terlanjur dilupakan masyarakat Betawi. Maka agar lebih menarik generasi mudanya perlu ada perubahan nama agar lebih keren terdengarnya. Misalnya: lenong rumpi, lenong modern, lenong jingkrak, lenong nusantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun