Dulu, ponpes dipandang sebelah mata. Apalagi 90 persen ponpes berstatus swasta. Hidupnya tergantung ulama atau kiai yang mengasuh pondoknya. Di tahun politik, penpos banyak didatangi politisi untuk meminta restu. Tapi itu tidak menjamin para santri yang menuntut ilmu dapat menikmati 'kue' untuk memenuhi kebutuhan pendidikannya.
Lantas, apakah sampai hati ulama yang kita hormati gelarnya dapat diobral seperti pedagang kaki lima. Jangan nodai ulama karena gelar keagamaan bukanlah mainan politik.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!