Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Koalisi Bubar Sebelum "Nikah"

9 Agustus 2018   15:08 Diperbarui: 9 Agustus 2018   16:38 681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto dalam sebuah pertemuan. Foto | Vica co.id

**

"Bukan itu yang kumaksud, Pailul?" kata Bahqi dengan nada tinggi.

Bahqi nampak kesal. Dadanya makin terasa sesak, karena rekannya itu tidak paham apa yang sesungguhnya terjadi. Benar ia masih bujang. Benar ia tengah mengincar Bunga yang bahenol, rekan separtainya yang juga tak mengerti bahwa dirinya tengah kepincut dengan kecantikannya. Apa lagi dengan bibirnya yang sering mencibir ketika tampil di atas podium saat berorasi.

"Loh, bukan?" tanya Pailul yang kemudian terlihat bingung.

Gini, kita ini kan orang partai. Jika kita menggunakan terminologi nikah, jangan terlalu dini memaknainya sebagai nikah di hadapan penghulu. Partai sekarang tengah sibuk, tengah mencari pasangan dari partai lain untuk membentuk suatu koalisi.

"Koalisi sekarang akan berubah menjadi kuali terbalik. Ibarat masakan, isi dan kuanya tumpah. Apa yang dikerjakan sekarang menjadi sia-sia," kata Bahqi, masih dengan suara nada tinggi dan emosional.

Bahqi pun melanjutkan celotehnya. Sekarang ia mengaku dalam posisi marah. Tapi, masih bisa mengendalikan diri. Kemarahan itu berawal dari adanya pernyataan pimpinannya disebut sebagai jenderal 'kardus'. Ya, tentu saja serangan itu harus direspon dengan pernyataan setimpal. Di sana juga sama-sama jenderal, tapi jenderal 'baper',  jenderal yang bicaranya sering bawa perasaan.

Mendapat pernjelasan seperti itu, Pailul baru tersadar. Bahwa, menjelang pendaftaran Calon Presiden dan Wakil Presiden, 1 -- 10 Agustus 2018, partai-partai tengah sibuk menguatkan dukungannya kepada calonnya masing-masing. Tapi di kubu Partai Gerindra dan Demokrat mencuat persoalan yang berawal dari pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Andi Arief. Ia menyebut Prabowo Subianto 'Jenderal Kardus.'

Pernyataan Arief kemudian dibalas dari Gerindra, Susilo Bambang Yudhoyono sebagai 'jenderal baper'. Tentu saja dengan adanya 'perang pernyataan' seperti ini, maka koalisi yang dibangun terancam bubar, disusul adanya kucuran uang dari Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno memberikan uang Rp 500 Miliar kepada PAN dan PKS.

Uang itu, kabarnya akan diberikan untuk meloloskan Sandi menjadi cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Pernyataan itu kemudian dibantah Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno.

Kini Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno turut dipertimbangkan menjadi calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun