Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Pembuat Nasi Kotak Ini Ciptakan Cita Rasa "Wah"

1 Juni 2018   00:07 Diperbarui: 1 Juni 2018   00:12 710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesibukan kelompok pembuat nasi kotak pimpinan Ibu Puteri makin sibuk memenuhi pesanan selama Ramadhan ini. Foto | Dokpri

Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Bukan hanya bagi umat yang menjalani ritualnya dengan kesungguhan hati, seperti menjalani ibadah shalat sunah tarawih, bersedekah dan kesalehan sosial lainnya tetapi juga bagi warga kelas ekonomi menengah ke bawah dengan segala usahanya mendapatkan berkah.

Mengapa?

Ya, karena alasan tadi Ramadhan selalu membawa berkah baik dari sisi ibadah yang menyangkut hubungan vertikal dengan Allah juga hubungan horizontal dengan sesama umat. Tegasnya, ibadah yang menjadi kewajiban bagi sesama muslim dapat dilaksanakan dengan baik juga kewajiban menguatkan hubungan silaturahim antarsesama dapat diwujudkan.

Gambaran itu terlihat dari lingkungan kecil, lingkup tingkat rumah tanggah alias RT. Penulis mendapati sekelompok perempuan paruh baya bekerja giat sejak awal hingga medio Ramadhan ini. Mereka siang dan malam, tanpa mengurangi ibadah Ramadhan, mengerjakan pesanan nasi kotak.

Para ibu rumah tangga pembuat nasi kotak itu berada di sebuah jalan sempit, Gang Haji Sirun di kawasan Ceger, Jakarta Timur.

Tidak ada embel-embel nama di kotaknya, seperti nasi kotak buatan restoran anu atau restoran beken di kawasan elite, misalnya. Polos tanpa nama.

Kelompok pembuat nasi kotak Ibu Puteri tengah memenuhi pesanan. Foto | Dokpri.
Kelompok pembuat nasi kotak Ibu Puteri tengah memenuhi pesanan. Foto | Dokpri.
Yang menarik dalam kegiatan perempuan ini adalah kebersamaan dan mau memenuhi pesanan nasi kotak untuk pekerja rumah sakit. Tak perlu penulis sebut rumah sakit dimaksud, tetapi untuk pesanan yang sesuai standar kesehatan telah dapat dipenuhi. Termasuk cita rasa dengan harga 'miring'.

"Kita mau melayani karena mereka puasa. Tentu, karena melayani orang sahur dan berbuka, harus diyakini pahala dapat diraih," ungkap Puteri, ibu rumah tangga yang sudah cukup lama melayani pesanan nasi kotak.

Dalam sehari kelompok pembuat nasi kotak ini, yang terdiri dari lima perempuan, itu mampu mengerjakan pesanan hingga 200 kotak. Kadang mencapai 300 kotak tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas yang dipesan.

Nasi kotak dalam jumlah besar itu kemudian juga diperiksa oleh ahli kesehatan atau gizi rumah sakit bersangkutan. Jika tidak memenuhi standar tentu akan ditolak. Alhamdulillah, pesanan nasi kotak dari kelompok ini belum pernah mengalami penolakan.

"Kita tidak berani mengurani cita rasa yang sudah ditentukan," ujar Ibu Puteri kepada penulis sambil menoleh kepada rekan-rekannya yang tengah sibuk bekerja di malam hari.

Nasi kotak yang telah siap, akan dijemput petugas. Pesanan harus diangkut dalam kondisi hangat, sehingga ketika tiba di tempat, cita rasanya tidak berubah. Dalam sehari, nasi kotak buatan para ibu di gang sempit itu dijemput dua kali. Sore hari dijemput untuk berbuka puasa, dan malam hari untuk sahur.

Kerja ikhlas, kunci kerja di bulan Ramadhan. Foto | Dokpri
Kerja ikhlas, kunci kerja di bulan Ramadhan. Foto | Dokpri
Para warga Gang Haji Sirun mengaku, cita rasa masakan Ibu Puteri dan kelompok kerjanya tergolong enak dan sedap.

Mengapa?

Ya, karena mereka sangat memperhatikan kualitas dan cita rasa. Sekalipun pihak manajemen rumah sakit meminta lauk pauknya berubah-ubah dari waktu ke waktu, semua itu dapat dipenuhi.

"Itu kelebihan kelompok pembuat nasi kotak di sini," kata seorang warga yang tak mau disebut jati dirinya.

Ibu Wati, seorang pekerja pembuat nasi kotak di situ juga mengakui kelebihan yang dimiliki masakan dari Gang Haji Sirun itu. Sebab, diam-diam masakan Ibu Puteri dan kelompoknya ini pernah mendapat pesanan dari salah satu perusahaan untuk membuat tumpeng.

"Eh, tidak tahunya tumpeng itu disajikan ke Presiden Joko Widodo dalam satu acara di Jakarta," ucap Ibu Puteri yang dibenarkan ibu Wati.

Wah, keren deh. Beruntung sekali karyawan rumah sakit yang mendapat makanan yang dibuat kelompok ibu-ibu dari daerah ini. Sebab, mereka bisa ciptakan cita rasanya 'wah',  sih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun