Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rocky Gerung, Jika Kitab Suci itu Fiksi, Bagaimana dengan Isra Miraj?

13 April 2018   14:36 Diperbarui: 15 April 2018   09:42 1541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat Nabi berhadapan Allah SWT, Nabi meminta shalatnya dikurangi. Maka, Allah pun mengabulkannya sehingga dikurangi menjadi 45 kali sehari. Tetapi, Nabi Musa meminta kepada Nabi agar mengurangi lagi. Maka Nabi kembali ke hadapan Allah. Allah menguranginya, namun Nabi Musa menyatakan kelebihan sehingga terus dikurangi hingga shalat lima waktu menjadi yaitu Subuh (2 rakaat), Dzuhur (4 rakaat), Ashar(4 rakaat), Maghrib (3 rakaat) dan Isya (4 rakaat).

**

Apa bila tulisan di atas dikaitkan dengan pernyataan Rocky Gerung bahwa kitab suci itu fiksi, boleh jadi pula dugaan penulis bahwa Pengamat Politik sekaligus Dosen Filsafat UI, Rocky Gerung menyebut bahwa peristiwa Isra' Mi'raj adalah fiksi pula. Sama dengan kitab suci, yang tidak disebut kitab suci agama mana?

Pengamat Politik sekaligus Dosen Filsafat UI, Rocky Gerung, pada acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (10/4/2018), mengatakan bahwa kitab suci adalah fiksi. Fiksi, masih menurutnya, berbeda dengan fiktif.

Berulang-ulang penulis menyaksikan video ILC ketika Rocky menjelaskan tentang fiksi itu. Penulis bukan pakar bahasa dan politik, namun menangkap pengertian yang dimaksud Rocky berbeda jauh dengan yang dijelaskan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balaipustaka.

Dalam kamus ini, ketika penulis buka pada halaman 276, fiksi diartikan sebagai cerita rekaan (roman, novel, dsb), rekaan, khayalan, tidak berdasarkan kenyataan, pernyataan yang hanya berdasarkan khayalan atau pikiran.

Juga bukan dalam pengertian fiktif seperti yang dicontohkan dalam kamus itu. Fiktif - a bersifat fiksi, hanya terdapat di khayalan. Contoh kalimat Pengantin Kali Ciliwung ini adalah cerita ... belaka; untuk bulan ini ia terpaksa membuat laporan ... untuk kegiatan yang dikelolanya.

Fiksi, menurut Gerung, adalah energi untuk mengaktifkan imajinasi. Lawannya realitas. Bukan fakta. Fiksi bukan sekedar prediksi tapi destinasi. Fiksi itu baik. Yang buruk fiktif. Fiktif sama dengan bohong. Fiksi dimaksudkan untuk tiba di ujung harapan janji. Itu baik.

Selama ini, menurut dia, kita dibuat dungu. Fiksi dianggap negatif karena dibebani oleh kebohongan, sehingga fiksi itu selalu dimaknai dengan kebohongan. Fiksi adalah energi yang dihubungkan dengan telos, dan itu sifatnya fiksi. Dan itu baik. Fiksi adalah fiction, dan itu berbeda dengan fiktif.

Dirinya juga mengungkapkan makna telos yang dalam bahasa Yunani yang memiliki arti akhir, tujuan ataupun sasaran. Rocky kembali menekankan bahwa fiksi adalah baik, sedangkan yang buruk adalah fiktif.

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun