Jika dicermati perjalanan kerupuk, mulai saat didistribusikan dari pabrik hingga mencapai gedung pencakar langit, dapat dimaknai bahwa kerupuk sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia.
Kini, jenis kerupuk pun beragam dengan cita rasa beragam pula. Mulai rasa ikan, udang dan lainnya. Pokoknya, sesuai dengan tuntutan kebutuhan akan cita rasa yang makin menyenengkan konsumen, para pengelola kerupuk terus menerus melakukan inovasi. Di berbagai daerah, kini hadir kerupuk dengan beragam rasa yang enak.
***
Di tahun politik, elite politik masih saja tidak belajar dari pengalaman masa lalu. Sejak di awal tahun sudah terdengar menu-menu yang disuguhkan masih saja itu-itu saja. Isu yang diangkat sudah dapat "dibaca" warga "akar rumput".
Jika orang berceloteh yang dipegang adalah omongannya. Tapi, bila dicermati, para elite bicaranya melulu prihal isu suku, agama, ras dan antargolongan alias SARA. Di media sosial hal itu bermunculan, mulai dari isu pengembang di wilayah pantai Jakarta hingga penguasaan lahan oleh etnis tertentu.
Ini isu "jadul" dari para tangan kotor. Belum lagi isu kadaluarsa lainnya, semisal si anu adalah keturunan eks partai komunis. Lantas disusul potensi ucapan kebencian di tahun politik melalui media sosial. Pernyataan pemangku kepentingan, dalam hal ini pemerintah, yang menyebut bahwa pelaku teror terhadap ustaz adalah orang gila membuat publik tambah curiga.
Isu agama dan segala simbol-simbolnya dalam berpolitik tergolong murah dan primitif. Tapi, Â terasa efektif untuk membangun opini publik, dan kemudian rentan menimbulkan perpecahan antarumat atau bahkan sesama umat seagama. Hal ini seharusnya sudah ditinggalkan.
Menirukan gaya bicara anak muda sekarang, macam gituan sudah kuno.
Hal itu terjadi lantaran para elite tidak punya kreativitas untuk melontarkan isu positif. Atau tidak memiliki kemampuan menggoreng isu di luar SARA untuk membawa umat berpikir cerdas. Filosofi kerupuk sayogianya dapat menginsiprasi dan mendorong para elite politik untuk kreatif mengembangkan isu dan menambah pembelajaran tentang arti pentingnya berpolitik.