Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Travel Umrah Nakal Masih Merajalela, Kementerian Kehilangan "Taji"?

4 Februari 2018   06:42 Diperbarui: 4 Februari 2018   15:50 1443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketua Bidang Organisasi, Keanggotaan & Kelembagaan DPP Amphuri, Bungsu Sumawijaya minta Kemenag melakukan pembinaan terhadap biro umrah. Pemerintah melakukan pengawasan secara masif terhadap praktik usaha travel umrah ini. Terpenting, sistem penerimaan jemaah umrah juga harus diatur, jangan sampai menunggu hingga satu tahun. Jeda waktu menunggu terlalu lama ini dan kerap disalahgunakan oleh penyelenggara umrah.

"Paling lama menunggunya cukup tiga bulan saja," kata dia.

 Senyatanya kasus First Travel hanya puncak gunung es. Penyebabnya, luput pengawasan. Pengawasan terhadap penyelenggaraan ibadah haji dilakukan oleh sebuah Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI). Sedangkan umrah tidak ada. Ke depan, penting ada institusi sebagai pengawas umrah, ungkap Ketua Rabithah Haji Indonesia Ade Marfudin.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara juga menyebut, bisnis penyelenggara umrah makin menggiurkan. Sementara peran pencegahan seharusnya tidak hanya melibatkan kepolisian dan kementerian itu sendiri, tetapi juga OJK perlu terlibat.

Permasalahan uang kerap dihadapi biro umrah. Gaya hidup mewah kadang menggoda para pengelolanya. Untuk itu, ke depan, selain pengawasan diperkuat juga menurut penulis, pengawasan umrah dan haji khusus itu penting melibatkan pengawasan dari OJK, PPATK, Imigrasi, Bea Cukai, selain lembaga konsumen dan kementerian itu sendiri.

Penulis makin khawatir, jika penyelenggaraan umrah tidak ditangani dengan baik sangat berpotensi memancing kemarahan publik dan Presiden Joko Widodo. Presiden Joko Widodo menyemprot dua menterinya dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (31/1/2018).

Menko Perekonomian Darmin Nasution dan Mendag Enggartiasto Lukito mendapat kritik tajam Jokowi. Pasalnya, nilai ekspor Indonesia rendah dan kalah dari negara-negara lain.

Catatan: sumber bacaan: 1, 2 dan 3.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun