Saya khawatir pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kantor Berita Antara pada 2017 ini seluruh wartawan dan karyawan Antara tidak kenal dengan "kuncennya" yang bernama Bapak Arnaz.
Ia sudah lebih dari 30 tahun mengabdikan diri dan berprofesi sebagai jurnalis pada kantor berita itu. Tapi, loh, kok kantor berita punya kuncen? Memangnya kuburan kramat sehingga punya kuncen untuk "merawatnya". Atau berangkali ada kuburan di Wisma Antara?
Ah, jangan gitulah. Sekarang Kantor Berita Antara usianya sudah tua sejak didirkan pada 13 Desember 1937. Antara dulu dikenal sebagai Naamloze Vennootschap (NV) Kantor Berita Antara didirikan oleh A.M. Sipahoetar, Mr. Soemanang, Adam Malik dan Pandoe Kartawigoena, saat semangat kemerdekaan nasional digerakkan oleh para pemuda pejuang.
Direktur pertama pada waktu itu adalah Mr. Soemanang dan Adam Malik sebagai Redaktur (wartawan muda, usia 17 tahun pada waktu itu) merangkap Wakil Direktur; Pandoe Kartawigoena sebagai Administratur serta dibantu wartawan A.M. Sipahutar. Adapun kantor KBÂ Antara terletak di Buiten Tigerstraat 30 (sekarang J. Pinangsia 70 Jakarta Kota).
Jadi, kantor berita itu untuk ukuran manusia benar-benar tua, mendahului lahirnya Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945.
Lantas, apa hubungannya dengan "kuncen". Begini. Antara tanpa "kuncen" boleh jadi nama "besarnya" tinggal nama saja. Sebab, dalam realitasnya sehari-hari, Arnaz bisa mengendalikan operasional bidang keredaksian. Berita apa saja yang patut dilepas, berita mana yang harus ditahan. Semua itu dipahaminya dengan baik.
Jika saja saya sebagai pemimpin kantor berita itu, pada HUT sekali ini, pertama kali yang diberi apresiasi adalah Bapak Arnaz yang memiliki nama lengkap Arnaz Ferial Firman (60 tahun). Ia adalah putera seorang purnawirawan jenderal yang pada era Orde Baru cukup dikenal. Ini bukan lantaran saya kenal dan dekat dengannya.
Siapa Arnaz sesungguhnya?
Tapi Arnaz tetaplah Arnaz. Ia adalah jurnalis sejati, tekun, rajin dan teliti dalam bekerja. Pagi hari ia sudah hadir di kantor meski suasana sepi bagai di kawasan pekuburan. Ia punya "nyali" besar dan menjumpai tim teknis, pekerja malam yang hendak pulang pada pagi hari.
Kala meliput di lingkungan Istana, gaya bicara Arnaz sedikit rada mirip dengan pembawaan kehidupan Moerdiono. Bedanya, Moerdiono pejabat dan kaya, sedangkan Arnaz tetap saja "kere" seperti kebanyakan wartawan saat itu. Bicaranya pendek dengan sesekali tertahan di tenggorokan. Kesan penulis, saat itu, Arnaz bicara seperti orang menahan kentut ketika berada di masjid untuk shalat berjamaah. Saya tak tahu persis, apakah jika sesorang dekat dengan pejabat bisa ikut mempengaruhi perilakunya juga. Pendek kata, adakah gaya lain dari Moerdiono berdampak pada Arnaz. Entahlah. Yang jelas, sekarang -- mungkin karena Pak Moerdino sudah tiada -- bicara dengan gaya seperti itu sudah ditinggalkan.
Ketika bekerja, ia kadang harus mondok di kantor lantaran keterbatasan fisiknya. Ia harus menjaga kesehatan namun tak bisa meninggalkan profesinya yang dicintainya itu. Biarlah hidup menjadi "kuncen", namun pengabdian tak boleh putus. Kuncen dalam pengertian umum dipahami sebagai juru kunci di tempat keramat. Ia dianggap tahu silsilah dan riwayat tempat yang dijagainya.
Tapi, tentu, bagi Arnaz itu tidak terlalu penting. Hidupnya lebih banyak dihabiskan untuk mengabdi di profesi ini. Ia tak malu, apa lagi minder bersentuhan dengan mahasiswa yang mendatanginya untuk dibimbing ketika latihan kerja di Kantor Berita Antara itu. Dengan sabar, ia membimbing teknis menulis dan membagi ilmu meski kewenangan itu sesungguhnya adalah kewajiban jurnalis yang duduk di kursi struktural.
Kini Antara sebagai kantor berita tengah menghadapi tantangan besar. Namun tidak boleh merasa takut untuk menjadi besar. Antara harus membesarkan dirinya secara korporat, kuat dalam finansial, punya sumber daya manusia yang mumpuni dan tetap dapat ambil bagian untuk membesarkan negeri ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H