Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pesan untuk Pelaut Muda

17 November 2017   05:35 Diperbarui: 19 November 2017   00:50 5175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal pesiar Holland America Line tengah merapat di Tanjung Priok, Jakarta. Foto | viva.co.id

Namun ketika ditanya seputar pelaut sering "main" perempuan, ia menyebut, itu tidak semua. Sebab, banyak di antara pelaut Indonesia justru lebih fokus pada pekerjaan yang digeluti. Terlebih ada kesadaran bahwa untuk menjadi pelaut tidak mudah, harus pandai dan ilmunya selalu di-update untuk periode yang teratur.

Kalaupun ada pelaut Indonesia sering doyan perempuan kala turun ke darat, itu tak banyak. "Paling banter 50 persen. Biasanya orang itu punya kebiasaan suka minuman keras, mabuk," katanya sambil melempar senyum.

Ia pribadi mengaku bersyukur, tidak tersentuh: minuman keras, perempuan, tidak ngopi apalagi memboroskan uang untuk kegiatan yang tidak penting.

Identitas Andi Amin. Foto | Dokpri
Identitas Andi Amin. Foto | Dokpri
Ia pernah bekerja tidak hanya di kapal pesiar Holland. Tapi juga bekerja di beberapa kapal pesiar negara-negara di Eropa. Kalau kebanyakan pelaut Indonesia punya satu atau dua buku pelaut, Andi punya lima buku pelaut dari lima negara Eropa. Ia juga pernah bekerja di salah satu perusahaan kargo kapal asing di Eropah.

Suka dan dukanya menjadi pelaut memang luar biasa. Dalam setahun, bisa bekerja delapan bulan hingga setahun. Di darat setahun istirahat. Ketika berada di darat, rasa cepat bosan. Sebab, tidak lihat laut. Ketika di atas kapal, rindu dengan anggota keluarga.

Andi Amin asal Palopo, Sulawesi Selatan ini sudah punya anak tiga. Satu di antaranya punya bakat jadi pelaut dan kini tengah merintis karir di bidang kelautan. Ia berharap puteranya dapat terus meningkatkan kemahirannya.

***

Bercerita tentang pekerjaan di laut, dirinya termasuk lelaki yang tidak ganteng. Tapi tatkala mengenakan pakaian seragam sebagai pelaut, banyak wanita mengejar-ngejarnya. Terutama para wanita penumpang kapal yang berasal dari berbagai negara.

"Wajah saya tak seberapa ganteng. Pas-pasan. Tapi, wanita yang mengejar banyak," ia membuka ikhwal pengalamannya dikejar penumpang wanita asal Amerika.

Ada janda. Suaminya berpangkat kolonel wafat di medan pertempuran kala perang Vietnam. Janda itu memaksa dirinya untuk mengawini dengan segera. Ia merayu dengan berbagai cara. Salah satunya, menunjukkan jumlah tabungan dan harta yang dimiliki.

"Jika anda mau, hari ini juga saya akan urus kepindahan ke Amerika," ia bercerita tentang rayuan perempuan asal Amerika itu setengah memaksa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun