Wikipedia menyebut, kantor berita perjuangan itu kini tengah melakukan diversifikasi produk untuk publik, baik melalui portal berita Antara News maupun portal berita daerah. Layanannya meliputi produksi berita teks, foto dan multimedia sebagai bisnis inti. Beberapa bisnis bukan inti adalah layanan teknis dan pemasaran bekerjasama dengan Reuters, Bloomberg, AFP, Xinhua dan DPA, selain jasa penerbitan, pelatihan jurnalistik, komunikasi pemasaran, PR Wire, dan penyelenggaraan kegiatan di Auditorium Adhiyana.
Selain menyasar pelanggan media, konten untuk masyarakat bisnis juga dikembangkan melalui unit bisnis IMQ. Layanan utama IMQ ini berupa layanan data seketika mengenai harga valuta asing, emas dan komoditi lainnya di bursa-bursa nasional dan internasional, serta informasi dari pusat-pusat bisnis di seluruh dunia.
Realitasnya, setelah kantor berita itu berubah menjadi Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional, Antara perlu dukungan pemerintah agar lebih optimal dalam menjalankan perannya.
Dulu, ketika ada berita dirasakan "penting" tidak tersiar, hukuman bagi si jurnalisnya adalah "grounded", teguran keras. Sekarang, tatkala ada liputan (haji, misalnya) yang terasa dibutuhkan publik, Antara tidak menyiarkannya. Bahkan dianggap sebagai peristiwa angin lalu. Padahal, sebagai kantor berita liputan yang dibutuhkan umat wajib mendapat perhatian, mengingat pelanggan perlu berita bersangkutan.
Dari diskusi para jurnalis senior di Galeri Photo Antara, pada Kamis (28/9/2017) lalu, menghasilkan suatu harapan agar Antara dapat dikembalikan marwahnya sebagai kantor berita.
Jika TVRI dan RRI dalam waktu dekat akan digabungkan, dengan harapan kedudukannya jelas dan kuat. Demikian pula bagi Antara penting diperjuangkan agar tetap berada di bawah presiden secara langsung. Tidak seperti sekarang, berada di tiga kaki: Komenterian Informasi dan Komunikasi (Kominfo), Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan (yang dalam realitasnya tak pernah punya wakil di jajaran direksi).
Di tengah ramainya berita hoax, peran Antara ke depan makin penting. Kepercayaan publik pada kantor berita ini masih tinggi. Semua pihak tentu berharap, kembalikan marwah Antara sebagai kantor berita terpercaya sebagaimana perjuangan para pendirinya tempo doeloe.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H