Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Haji dan Bui

20 September 2017   12:16 Diperbarui: 20 September 2017   12:29 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nggak tahu deh, tahun-tahun berikutnya. Bisa jadi, lebih lama lagi," katanya suatu saat kepada Rokip, rekan kerjanya di lingkungan Partai 'Angin Ribut'.

Kini kehebatan Somad memang di lingkungan partai itu patut dapat acungan jempol. Retorika, kemampuan di atas mimbar berpidato tidak ada tandingannya. Sepulang haji, ia seperti punya "magnit", daya pikat tersendiri bagi warga di Kabupaten Putuscinta. Tak heran, di setiap hari keagamaan ia 'laris' dipesan jauh sebelum hajatan digelar.

Duit yang diterima pun mengalir deras bagai air bah. Kecil dan besar, tebal dan tipisnya amplop bukan menjadi tujuan penting. Semua hasil pemberian itu diterima meski ia tidak menentukan besaran uang dari setiap dakwahnya.

Somad pun kini menjadi seorang haji dan politisi berkantong tebal. Hidupnya diwarnai ambisi.

Belakangan ini Somad makin bersemangat tampil dalam berbagai forum pengajian majelis ta'lim. Momentum itu dimanfaatkan untuk menggerakan masyarakat seperti harapan awal sepulang menunaikan ibadah haji. Ia pun makin mudah mengumpulkan orang banyak karena kemampuan 'logistik' yang dimiliki makin menggembirakan.

"Jangan bicara doku, kumpulin aje tuh warga. Nanti gue kucurin duit," katanya kepada anggota kader partainya kala memberi pengarahan di kediamannya.

Jika bicara duit, bagi Somad tak boleh dikeluhan. Sebab, semua rejeki sudah ada yang ngatur. Ini tak perlu dikhawatirkan.

Sayang, di tengah naik daun reputasinya sebagai orang partai, Somad gagal merealisasikan haji mabrur. Pasalnya, ia keburu 'digelandang' polisi karena menggunakan narkoba. Alasan yang mengemuka ke publik, ia hanya menggunakan obat untuk menjaga staminanya agar tetap bugar.

Padahal kasusnya bukan itu saja, ia juga melakukan persekongkolan dan mengatur penggunaan dana untuk kepentingan pribadi. Rekan-rekannya pun gagal "mengatur" penegak hukum agar Somad lepas dari jerat hukum. Berbagai siasat dilakukan sekalipun "duitnya kenceng".

Yang jelas, haji dan bui kini menjadi bagian hidup Somad. Maimunah, sang isteri makin kesepian. Dia hanya bisa menangis menyaksikan suaminya berada di hotel prodeo.
 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun