Alasannya sederhana, mumpung masih ada teman menunaikan umrah. Lagi pula, terjangkau biayanya. Murah untuk 'kantong' pribadi. Lantas orang ini membandingkan dengan biaya umrah yang belakangan ini makin mahal. Ada di antaranya menjadi korban penipuan pula seperti anggota jemaah umrah First Travel, yang kasusnya kini ditangani pihak berwajib.
Dari musim ke musim haji berikutnya, kasus kelelahan calon jemaah haji sering didapati petugas kesehatan. Hal ini jelas membuat petugas menjelang wukuf, yang diperkirakan jatuh pada Kamis (31/8), harus meningkatkan kualias layanannya. Kesiagaan dioptimalkan. Tentu, mereka juga memiliki keterbatasan. Tak semua calon jemaah dapat terlayani dengan baik karena demikian besarnya jumlah jemaah haji dari Indonesia.
Langkah terbaik bagi calon jemaah haji adalah mengindahkan imbauan yang disampaikan petugas haji, yaitu calon jemaah haji dapat memelihara kesehatan dengan baik. Umrah dibenarkan, tetapi tak perlu berlebihan.
Hal lain, sebagai persiapan menghadapi wukuf adalah membatasi diri untuk tidak membawa barang bawaan berlebihan atau melampaui batas ketentuan, dan harus mengindahkan jadwal melontar jumroh. Hal ini penting diperhatikan, karena kawasan jamarot saat puncak haji banyak Jemaah dari negara lain tidak disiplin.
Yang tidak kalah penting adalah agar jemaah menjaga diri dari aksi kriminal di seputar Masjidil Haram. Kasus pencurian di depan ka'bah selalu terjadi. Karena itu, kewaspadaan dan kekompakan antarsesama jemaah penting ditingkatkan.
Sejatinya, orang yang melaksanakan ibadah haji dan mendapat predikat mabrur di sisi Allah hanya dapat dinilai ketika sesudah melaksanakan ibadah haji yang bersangkutan berperilaku lebih baik dalam seluruh aspek kehidupan dibanding sebelumnya.
Ibadah haji adalah bagian dari perenungan hidup yang telah berlalu untuk memahami hakikat hidup sesungguhnya di masa datang. Karena itu, untuk mencapai mabrur, perlu segala perilaku yang bersangkutan bernilai positif, hidupnya punya arti dan bermanfaat. Bukan saja bagi dirinya dan keluarganya, tapi juga bagi masyarkat, bangsa dan agamanya.
Untuk itu, menjaga keikhlasan dan kesabaran bagi jemaah harus dikuatkan dalam hati. Sebab, banyak masalah di tanah suci yang akan dihadapi. Penyebabnya, ya lantaran besarnya jumlah jemaah haji dari seluruh negara Muslim. Di sisi lain, adanya keterbatasan fasilitas, adat istiadat dan kebiasaan yang berbeda.
Jadilah haji yang mabrur.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H