"Nggak ade ilmu ape-ape bang. Shalat iya, zikir memang harus. Menjaga kebersihan hati juga penting. Itu aje bang," kata Bang Marbot dengan suara datar.
Sang copet diam. Bang Marbot makin mendapat ketegasan bahwa pelaku pengorek kotak amal adalah orang yang kini berhadapan dengannya.
"Gue mau taubat," kata sang copet.
Kemudian Bang Marbot menyambut dengan ucapan Alhamdulillah.
"Terus?" tanya Bang Marbot.
"Gue mau pulangin duit yang gue timpe di masjid ini. Nih duitnya, gue tambain dua kali lipet," kata sang copet sambil mengeluarkan ampop dari saku bajunya.
***
Mendapat laporan Bang Marbot bahwa copet telah memulangkan duit hasil kotak amal, pengurus masjid merasa gembira. Bukan besar atau kecilnya uang yang hilang dan dapat ditemukan kembali, tetapi pada kemampuan Bang Marbot menjaga amanah yang diberikan kepadanya sebagai marbot masjid.
Itulah sebabnya Bang Marbot diam-diam sudah lama didaftarkan sebagai calon jemaah haji. Alasan pengurus masjid memberangkatkannya naik haji karena ia amanah, dapat dipercaya, dan cerdas dalam memahami ilmu agama meski tak banyak ikut dalam majelis ta'lim para orang tua. Bang Marbot juga ketika berbicara kepada orang banyak selalu benar.
"Bang Marbot nggak pernah bohong," kata seorang remaja masjid.
Pengumuman Bang Marbot pergi haji oleh warga sekitar pun banyak tidak diketahui. Pasalnya, pengurus masjid tak ingin mengecewakan Bang Marbot, tetapi lebih ingin membuat kejutan. Identitas dan kelengkapan dokumen berangkat haji milik Bang Marbot diurus tanpa melibatkan banyak orang.