Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Riwayat Lapangan Banteng, Kok Begini?

5 Juli 2017   15:17 Diperbarui: 5 Juli 2017   19:55 1592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cukur rumput, mempercantik taman (Dokumen Pribadi)

Di zaman kolonial, Lapangan Banteng dikenal sebagai Lapangan Singa. Kenapa? Sebab, di tengahnya ada tugu peringatan kemenangan perang antara Waterloo, dengan patung singa di atasnya. Tugu tersebut dirobohkan pada jaman pemerintahan pendudukan tentara Jepang.

Ini bagian yang terabaikan dari perawatan (Dokumen Pribadi)
Ini bagian yang terabaikan dari perawatan (Dokumen Pribadi)
Petugas kebersihan hanya membersihkan bagian taman. Kawasan fasilitas olahraga tak tersentuh (Dokumen Pribadi)
Petugas kebersihan hanya membersihkan bagian taman. Kawasan fasilitas olahraga tak tersentuh (Dokumen Pribadi)
Ketika Indonesia merdeka namanya diganti menjadi Lapangan Banteng. Disebut demikian karena pada waktu Jp. Coen membangun kota Batavia, di dekat muara Ciliwung, lapangan tersebut masih berupa hutan belantara yang sebagian berpaya-paya. Saat itu banyak banteng berkeliaran dan binatang lainnya seperti macan dan kijang.

Jika dilihat dari catatan portal Pemprov DKI,  pada tahun 1993 fungsi Lapangan Banteng dari terminal kemudian dikembalikan sebagai ruang terbuka hijau kota. Taman Lapangan Banteng ditata secara bertahap dari tahun 2004 sebelum akhirnya disempurnakan pada 2007. Taman ini kemudian sering dipergunakan untuk berbagai macam kegiatan, salah satunya acara tahunan Pameran Flora dan Fauna.

Sekedar catatan, luas Lapangan Banteng adalah 52.790 meter persegi dengan diperindah tanaman hias 1.037 merter persegi. Sayangnya, fasilitas olahraga yang ada kurang terawat. Di lapangan ini, banyak pegawai, termasuk personel TNI yang berkantor di sekitar lapangan Banteng Barat dan Timur memanfaatkan lapangan tersebut.

Kawasan untuk kegiatan flora dan fauna memang terawat, tapi lihat bangunan pendukung patung pembebasan Irian Barat dan fasilitas olahraga. Pagar dibiarkan rusak, toilet kondisinya memprihatinkan dan belum lagi lainnya.

Ketidakpedulian dari Pemda DKI terhadap fasilitas olahraga itu juga jadi catatan perjalanan sejarah Lapangan Banteng. Beginikah riwayatnya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun