Di zaman kolonial, Lapangan Banteng dikenal sebagai Lapangan Singa. Kenapa? Sebab, di tengahnya ada tugu peringatan kemenangan perang antara Waterloo, dengan patung singa di atasnya. Tugu tersebut dirobohkan pada jaman pemerintahan pendudukan tentara Jepang.
Jika dilihat dari catatan portal Pemprov DKI, Â pada tahun 1993 fungsi Lapangan Banteng dari terminal kemudian dikembalikan sebagai ruang terbuka hijau kota. Taman Lapangan Banteng ditata secara bertahap dari tahun 2004 sebelum akhirnya disempurnakan pada 2007. Taman ini kemudian sering dipergunakan untuk berbagai macam kegiatan, salah satunya acara tahunan Pameran Flora dan Fauna.
Sekedar catatan, luas Lapangan Banteng adalah 52.790 meter persegi dengan diperindah tanaman hias 1.037 merter persegi. Sayangnya, fasilitas olahraga yang ada kurang terawat. Di lapangan ini, banyak pegawai, termasuk personel TNI yang berkantor di sekitar lapangan Banteng Barat dan Timur memanfaatkan lapangan tersebut.
Kawasan untuk kegiatan flora dan fauna memang terawat, tapi lihat bangunan pendukung patung pembebasan Irian Barat dan fasilitas olahraga. Pagar dibiarkan rusak, toilet kondisinya memprihatinkan dan belum lagi lainnya.
Ketidakpedulian dari Pemda DKI terhadap fasilitas olahraga itu juga jadi catatan perjalanan sejarah Lapangan Banteng. Beginikah riwayatnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H