Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hikmah Sebuah Perjalanan Lantas Kepincut Doa Terlarang Ustaz Yusuf Mansur

21 Juni 2017   05:44 Diperbarui: 21 Juni 2017   14:45 1992
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku doa (terlarang) karya Ustadz Yusuf Mansur (Dokumentasi Pribadi)

Yusuf Mansur dalam sebuah acara Spirit Nabi Sulaiman di TV (Dokumentasi Pribadi)
Yusuf Mansur dalam sebuah acara Spirit Nabi Sulaiman di TV (Dokumentasi Pribadi)
***

Penulis tak punya kompetensi membahas tentang doa yang disuguhkan Ustadz Yusuf Mansur. Dari sederet doa yang dikupas, termasuk manfaat dan faedahnya pada buku tersebut akan mendorong seseorang makin yakin bahwa doa telah menjadi kebutuhan bagi setiap manusia. Doa adalah kekuatan terdahsyat bagi siapa pun yang meyakini, tak pandang siapa beragama apa, siapa yang berdoa dan untuk apa berdoa.

Esensi doa adalah  sebuah ibadah, meminta pertolongan atau bantuan Allah SWT baik ketika tengah menghadapi musibah, dalam keadaan sehat dan sakit. Manusia pada dasarnya lemah, harus berdoa meminta atau bersyukur atas berkat rahmat yang maha kuasa. Tujuannya, agar diberi kekuatan iman dan takwa, dan tetap bisa melakukan segala perintah-Nya.

Buku setebal 504 halaman ini memang bisa menjadi obat mujarab bagi para pencari cinta. Bukan hanya cinta Tanah Air, cinta antarsesama dengan segala persoalan pun disinggungnya. Memang bukan berarti lantas ‘ces pleng’. Berdoa mudah dikabul Yang Maha Kuasa, berdoa dalam keadaan hati sempit juga disinggung.

Yang menarik, dari rentetan beragam doa itu, Yusuf Mansur menuangkan beberapa doa terlarang. Kata terlarang dalam buku ini bukan dimaknai sebagai tidak boleh, tidak diperkenankan (Kamus Besar Bahasa Indonesia),

Kata terlarang mengisyaratkan kepada kita bahwa doa ini tidak boleh untuk meminta sembarangan, karena pasti dikabulkan. Namun hanya untuk meminta kepada Allah hal-hal yang baik dan benar yang diridhai-Nya.

Hal ini penting ditegaskan karena untuk menghindari salah tafsir tentang doa terlarang itu. Tentu saja, doa layaknya untuk membawa kebaikan baik bagi diri sendiri atau pun orang banyak. Karena pembahasan sejumlah doa disampaikan dengan bahasa yang sangat sederhana, jauh dari kesan nyelimet, kadang kuat kesan ke-Betawiannya, maka bagi yang membacanya akan terus, terus dan terus terdorong untuk membaca dan menhayatinya.

Dengan sebutan lain, bisa kepincut membaca buku ini. Semoga saja doa anda pun dapat dikabulkan. Dan bagi pengarang buku ini pun dimudahkan dalam mengatasi problem yang tengah dihadapi. Amin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun